Jakarta, Mobilitas – Nama engine mounting bagi sebagian besar pemilik mobil merupakan nama yang asing. Padahal komponen ini wajib dikenali dan dipahami fungsi dan perannya, sehingga mereka bisa berhati-hati memperlakukan mobil dan rutin merawatnya.
Menurut mekanik senior Jawa Motor, Batu Ceper Tangerang, Achmad Mustofa keberadaan dan fungsi komponen itu akan terasa ketika mesin mobil dinyalakan dan kendaraan itu dijakan. Sebab pada saat itu terjadi proses pembakaran bahan bakar di ruang bakar mesin yang mengakibatkan terjadinya ledakan karena molekul-molekul bahan bakar itu terpecah dan menghasilkan energi.
“Nah, secara umum engine mounting itu berfungsi sebagai peredam getaran mesin agar tidak menyebabkan getaran di seluruh bodi mobil, bahasa gampangnya komponen itu sebagai dudukan mesin ke sasis sekaligus meredam getaran mesin saat terjadi ledakan proses pembakaran BBM,” ungkap mekanik senior Jawa Motor, Batu Ceper Tangerang, Achmad Mustofa, saat dihubungi Mobilitas di Tangerang, Jumat (7/1/2022).
Namun juga peran dan fungsi lain dari engine mounting yang tidak kalah penting. Pertama, komponen yang terbuat dari karet (atau ada juga yang berbahan polyurethane) berlapis plat baja itu berfungsi menghindarkan komponen mesin menempel dengan sasis. Sebab jika itu terjadi, maka kerusakan mesin sangat mungkin terjadi.
Berdasar konstruksinya, engine mounting ada dua tipe. Pertama, tipe modern yang menggunakan model konstruksi berbentuk tabung hidrolik. Namun berharga lebih mahal.
“Tipe ini biasanya digunakan oleh mobil-mobil mewah atau mobil sport, meskipun secara sekilas seperti tidak ada perbedaan bentuknya dengan tipe konvensional.Tetapi secara konstruksi dan bahan lebih bagus dari tipe itu,” ujar Mustofa.
Sedangkan tipe yang kedua adalah tipe konvensional yang digunakan oleh hampir semua jenis maupun kelas mobil. Tipe ini berbentuk sederhana yang dirancang dengan dua sisi bagian peran, yakni sisi pertama berfungsi sebagai pengait ke mesin dan sisi kedua yang berbentuk tabung dengan karet berlubang pada bagian tengah sebagai penahan getaran.
Tanda bermasalah dan cara mengatasinya
Secara teori engine mounting dirancang untuk memiliki usia pakai yang lama. Artinya, kalau terjadi kerusakan karena masa atau usia pakai yang telah habis.
“Meskipun, ada juga kasus engine mounting mobil sudah aus meskipun masa pakainya belum habis sebagaimana mestinya. Biasanya mobil-mobil yang digunakan di area sulit dengan lubang-lubang besar yang banyak atau berbatu dengan mengangkut beban berat yang melebihi batas kemampuan mobil. Itu pun kalau digunakan setiap hari dalam jarak yang jauh,” kata Mustofa.
Sedangkan dalam kondisi normal atau alamiah, kerusakan engine mounting mobil bisa dikenali dari beberapa gejala yang terjadi. Misalnya, getaran pada bodi dan di kabin mobil yang terasa lebih keras dari biasanya di saat mobil dengan mesin hidup tetapi dalam posisi berhenti.
Gejala lainnya adalah munculnya suara-suara “klak, klak, klak” atau suara seperti benturan antara benda logam yang makin lama makin nyaring dari arah mesin. Dan tanda lainnya bisa dikenali dari posisi mesin yang terlihat miring dari biasanya.
Jika mengalami gejala atau melihat tanda-tanda seperti itu maka sebaiknya segera mengganti engine mounting. Sebab jika tidak, maka sederet kerusakkan di komponen mesin dan bagian pendukungnya akan terjadi.
“Misalnya, posisi kisi radiator yang tertekan dan rusak. Bisa juga selang saluran bahan bakar tertarik atau komponen-komponen di dalam mesin berubah atau bergeser posisinya akibat guncangan-guncangan keras. Mobil pun jadi tidak normal lagi,” imbuh mekanik yang pernah bekerja di bengkel milik merek kondang asal Eropa itu. (Jrr/Aa)