Tangerang, Mobilitas – Seringkali kita menemui sepeda motor yang dari moncong knalpotnya mengeluarkan asap berlebihan alias ngebul, meski motor tersebut secara tampilan masih layak dikendarai. Bahkan, sang pemiliknya pun menyatakan tak pernah telat ganti oli.
Maklum, tudingan mengarah ke oli karena tak sedikit orang yang mengira kejadian seperti itu disebabkan oli yang sudah saat diganti tetapi masih saja dipakai. Padahal, belum tentu akar masalah terkait dengan oli.
“Tetapi bisa dikarenakan ada masalah pada komponen-komponen di mesin yang berpengaruh di ruang bakar, meskipun ada kaitannya dengan oli yaitu oli merembes ke ruang bakar mesin karena adanya masalah pada komponen-komponen tersebut,” papar Mekanik Senior Hebron Motor, Batu Ceper, Tangerang, Maman Firmansyah, saat ditemui Mobilitas, Jumat (4/2/2022).
Menurut mekanik yang pernah bekerja di bengkel resmi milik agen pemegang merek sepeda motor ternama di Indonesia ini, meski faktor oli yang tidak pernah atau lama tak diganti juga bisa menjadi pemicu ini.
“Sebab, oli yang tidak pernah diganti akan lebih encer. Dan oli yang terlalu encer akan lebih mudah masuk ke ruang pembakaran mesin dan menyatu dengan bahan bakar. Ketika terjadi proses pembakaran campuran itu terbakar dan menghasilkan asap pekat, sehingga knalpot ngebul,” jelas Maman.
Sementara, jika oli sudah diganti tetapi knalpot masih saja mengebul, kemungkinan ada sejumlah masalah yang berkaitan dengan komponen mesin maupun ruang bakar mesin.
Lima kemungkinan
Setidaknya, kata Maman, ada lima kemungkinan penyebab yang terkait dengan komponen mesin. Pertama, silinder atau liner mesin yang aus. Ini terjadi karena faktor usia sepeda motor. Biasanya, motor-motor yang telah menginjak umur di atas 10 tahun sangat berpotensi mengalami masalah ini.
“Umumnya, dari kasus yang terjadi, penyebab silinder yang aus itu dipicu oleh kinerja piston yang sudah tidak normal karena juga faktor usia pakai yang telah habis atau aus. Karena cara kerja silinder ini kan bergesekan dengan piston,” ujar Maman.
Kedua, batang katup mesin yang bengkok. Seperti diketahui batang katup mesin bertugas menghubungkan antara komponen klep dan cam. Sehingga, jika komponen itu bengkok, maka klep dan cam posisinya tidak akan presisi.
“Sementara karena pembengkokan batang katup ini menjadikan kedua sisinya mengalami tekanan yang berakibat salah satu sisinya menjadi longgar. Sehingga kemungkinan besar oli mengalir ke dalam manifold, yaitu bagian yang terhubung secara langsung dengan ruang bakar,” jelas bapak dua anak itu.
Ketiga, ring piston sudah aus. Ring piston yang sudah aus menjadikan fungsinya untuk mencegah oli masuk ke dalam ruang pembakaran tidak maksimal. Sebab, ring piston yang aus, tingkat kerapatannya juga sudah tak sempurna.
Keempat, seal katup mengalami kebocoran. Seal katup adalah bagian mesin motor yang berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara ke ruang pembakaran.
Sehingga jika bocor maka oli pun bisa masuk ke dalam manifold dan ikut terbakar ketika terjadi proses pembakaran di mesin. Terjadinya kepulan asap pekat pun tak terhindarkan.
Kelima, pemasangan katup yang tidak tepat.
Pemasangan yang tidak akurat dari komponen ini akan menyebabkan terganjalnya komponen klep. Hal ini bisa terjadi karena pemasangan katup tanpa disadari mekanik tertukar posisinya.
“Jika itu terjadi yakni posisi daun dan dudukan katup tidak dalam posisi benar bisa memicu kebocoran oli ke ruang bakar mesin sehingga, ketika mesin motor dinyalakan, dan terjadi pembakaran, hasilnya ngebul,” imbuh Maman. (Jrr/Aa)