Jakarta, Mobilitas – Sepanjang Januari – September 2023, penjualan truk dari pabrik ke diler (wholesales) maupun dari diler ke konsumen (ritel) di Indonesia menyusut.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (29/10/2023) menunjukkan sepanjang sembilan bulan pertama itu total wholesales truk sebanyak 59.420 unit. Jumlah ini menyusut 10 persen dibanding wholesales pada periode sama di tahun lalu, yang masih mencapai 66.103 unit.
Pada saat yang sama, total penjualan ritel yang dibukukan truk di Tanah Air hanya sebanyak 59.885 unit. Jumlah ini menyusut 6% dibanding total angka wholesales yang dicetak oleh seluruh merek atau pabrikan di sembilan bulan pertama 2022, yang mencapai 63.536 unit.
“Permintaan truk sangat tergantung pada kondisi perekonomian nasional, khususnya sektor-sektor yang menjadi penyerapnya. Dan seperti kita tahu, selama tiga kuartal (Januari – September) tren harga komoditas (khususnya komoditas hasil tambang dan perkebunan) di pasar global menurun. Begitu juga sektor konstruksi dan real estate,” papar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, belum lama ini.
Hampir semua pabrikan truk di Tanah Air mengalami penurunan penjualan, termasuk pabrikan asal Saitama, Jepang, UD Trucks. Fakta berbicara, di sembilan bulan pertama tahun ini total angka wholesales yang diraup UD Trucks Indonesia sebanyak 1.417 unit, menciut 0,7 persen dibanding periode sama di tahun lalu.
Sementara total angka penjualan truk dari diler ke konsumen (penjualan ritel) yang dibukukan sebanyak 1.360 unit. Jumlah itu menciut 0,4 persen dibanding total penjualan ritel pada kurun waktu yang sama di 2022.
Sekedar informasi total penjualan UD Trucks di Indonesia pada 2022 tercatat menanjak dibanding tahun sebelumnya. Total wholesales selama Januari – Oktober di tahun itu mencapai 1.624 unit, meroket 439,5% dibanding periode sama di 2021.
Sedangkan jumlah penjualan ritel yang berhasil dikoleksi pabrikan itu mencapai 1.599 unit. Jumlah ini menanjak 33,5% dibanding sepuluh bulan pertama tahun 2021. (Din/Aa)