Sosok

Paulus Tjakrawan, Pejuang Biodiesel Indonesia itu Telah Tiada

×

Paulus Tjakrawan, Pejuang Biodiesel Indonesia itu Telah Tiada

Share this article
Paulus Tjakrawan - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Paulus berpulang menghadap Sang Pencipta pada Minggu 4 Februari 2024 di usianya yang ke-71.

“Telah berpulang dengan damai, Bapak Paulus Tjakrawan, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) , Minggu 04 Februari 2024. Rest in peace. Semoga Tuhan memeluknya dengan damai,” bunyi pengumuman di [email protected] yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Paulus adalah sosok pendiri APROBI, organisasi wadah berkumpulnya perusahaan bidang biodiesel dan bioetanol untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah atau pihak lainnya serta melakukan pengembangan dan penggunaan bahan bakar nabati di Indonesia. Organisasi itu dia dirikan bersama Purnadi Djojosudirjo dan Lucia Liemesak pada Desember 2026.

Sejak itu pula Paulus terus berjuang menyuarakan pentingnya penggunaan bahan bakar nabati berbasis bahan baku dari kepala sawit. Dia menyebut, bagi Indonesia, menggunakan bahan bakar biodiesel bukan saja menjadikan kemandirian bangsa dalam bidang energi akan terwujud, tetapi juga lebih ramah lingkungan.

“Saya terus berkampanye agar penggunaan biodiesel diperluas. Kita merypakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Sehingga, diversifikasi produk olahan kelapa sawit harus diperluas. Dan yang paling banyak itu sekain kebutuhan rumah tangga untuk mint]yak goreng, bahan baku pembuat sabu, makanan, dan lainnya, juga untuk bahan bakar kendaraan bermotor,” papar Paulus saat ditemui Mobilitas di sela diskusi yang digelar sebuah agen pemegang merek truk di arena GIIAS 2022, di ICE, Serpong, Tangerang, Agutus 2022 lalu.

Pengumuman telah berpulangnya Paulus Tjakrawan yang diunggah di laman resmi APROBI – dok.Istimewa

Pemenuhan kebutuhan bahan bakar, kata Paulus, bahkan sangat strategis dan esensial, terutama untuk membebaskan Indonesia dari ketergantungan minyak diesel. Sehingga, anggaran belanja negara pun bisa dihemat.

“Memang, tantangan kita adalah bagiamana menghasilkan bioduiesel yang menghasilkan performa lyang sama bagusnya, atau lebih bagus dibanding minyak diesel. Tetapi itu terus kita lakukan. Kami tidak henti berinovasi dengan sekuat tenaga kami,” papar Paulus.

Ternyata perjuangan Paulus dan kawan-kawan tak sia-sia. Pemerintah Indonesia mulai menerapkan penggunaan bahan bakar biodiesel yakni campuran minyak diesel dengan bahan nabati dari sawit sepertti B30, B35, bahkan B40.

Berkat dedikasi dan perjuangannya melakukan diversifikasi sumber energi di Tanah Air, Paulus diganjar penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2022 oleh pemerintah. Semoga, amal kebaikanmu juga mendapatkan ganjaran kebaiakan dari Tuhan. Selamat Jalan Pak Paulus. (Aa)