Penjualan Bus Rontok, Karoseri Tak Ikuti GIIAS 2021

0
2099
Bus Mercedes-Benz berbalut karoseri besutan Adiputro di hajatan GIIAS 2019 - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, perusahaan karoseri – terutama perusahaan yang selama ini mengerjakan karoseri bodi bus – tak berpartisipasi di hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 yang akan digelar di ICE, Serpong, Tangerang 2021. Entah kebetulan atau bukan, absennya karoseri tersebut seiring dengan kondisi pasar dimana penjualan chassis bus juga semakin rontok.

“Betul, untuk penyelenggaraan tahun ini, karoseri yang di tahun-tahun penyelenggaraan sebelumnya ikut aktif berpartisipasi, tahun ini absen. Sudah konfirmasi semuanya. Kan kalau tahun-tahun sebelumnya ada Laksana, Tentrem, Adiputro, New Armada dan lain-lain. Mungkin tahun depan akan aktif kembali,” papar Presiden Direktur Seven Event, Romi, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Namun, Romi enggan menyebut alasan yang disampaikan perusahaan karoseri untuk tidak mengikuti pameran akbar tersebut. Dia hanya menyebut, mungkin masing-masing perusahaan memiliki agenda tersendiri atau lainnya.

Bus Hino dengan balutan karoseri Tentrem yang hadir di GIIAS 2019 – dok.Istimewa

Salah seorang pengurus Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) yang dikonfirmasi Mobilitas, Sabtu (23/10/2021) juga mengaku tidak tahu persis apa alasan masing-masing perusahaan karoseri. “Tidak ada kesepakatan bersama di asosiasi terkait keikutsertaan di sebuah pameran oleh masing-masing perusahaan. Jadi kami enggak tahu apa alasan mereka,” kata dia.

Tetapi yang pasti, lanjut dia, order karoseri bus sepanjang tahun ini memang belum pulih seperti tahun-tahun sebelum Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. “Bahkan, tahun ini sepertinya juga turun. Karena banyak PO (Perusahaan Otobus) yang saat ini kesulitan keuangan, jadi mereka juga banyak yang menahan pembelian. Sebab, bisnis juga sedang lesu akibat pandemi,” ujar dia.

Ketua IPOMI Kurnia Lesani Adnan – dok.Istimewa

Bisnis masih berat
Pernyataan tersebut diamini Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan. Menurut dia, kondisi bisnis angkutan bus saat ini masih berat karena belum pulih seperti sebelum Pandemi Covid-19 melanda.

Pembatasan mobilitas masyarakat yang ditetapkan tak lama setelah pandemi, telah membuat masyarakat enggan untuk bepergian menggunakan bus. Terlebih, bus angkutan wisata hampir 100% menghentikan operasi, karena memang tidak ada order karena tempat wisata ditutup dan untuk melakukan perjalanan da serangkaian persyaratan.

“Jadi, banyak bus yang istiorahat di tempat sampai sekarang enggak bergerak. Pendapatan PO menyusut drastis. Lha bagaimana mau nambah armada. Boro-boro nambah armada untuk berganti bodi- yang biasa sering dilakukan PO – untuk menmyegarkan tampilan unit armadanya – juga susah,” ungkap Lesani saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Pada sisi lain, lanjut Direktur Utama PO SAN itu, perusahaan operator bus juga masih terengah-engah untuk membayar cicilan kredit unit bus yang dibeli sebelumnya.

Bus Mercedes-Benz dengan karoseri bodi garapan Tentrem – dok.Istimewa

“Karena kalau kita lihat sekitar 90% bus baru itu dibeli secara kredit. Jadi kalau pun sekarang sudah beroperasi banyak yang pendapatannya belum nutup untuk bayar kredit dan biaya operasional, banyak yang tekor. Maksimal impas dengan biaya operasional, dan itu pun sudah pol-polan melakukan upaya efisiensi dan operasi,” tandas dia.

Penjualan susut
Sementara itu, data yang dihimpun Mobilitas dari laporan penjualan chassis bus ke Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) terlihat penjualan unit chassis bus ke konsumen (ritel) tahun ini masih ambles. Bahkan dibanding tahun 2020 sekali pun.

Sepanjang Januari hingga Agustus lalu, total penjualan chassis bus hanya 718 unit. Padahal, di kurun waktu yang sama tahun 2020 penjualan ritel masih mencapai 1.674 unit yang dibukukan pada Januari sebanyak 276 unit, Februari 450 unit, Maret 283 unit, April 149 unit, Mei 117 unit, Juni 208 unit, Juli 93 unit, dan Agustus 98 unit.

Sasis bus Mercedes-Benz dengan balutan karoseri lokal Indonesia – dok.Motoris

Bahkan, jauh di bawah penjualan yang dikoleksi di tahun 2019. Sebab, pada tahun ini, di rentang waktu Januari hingga Agustus saja, total penjualan ritel chassis bus mencapai 2.365 unit. (Fer/Jrr/Din./Aa)