Jakarta, Mobilitas – Nama merek mobil asal Shenzen, Guangdong, Republik Rakyat Cina (Cina) – BYD Automobile Company Ltd (BYD) – kini semakin jaya. Penjualan produknya (yang terdiri dari kendaraan elektrifikasi plug-in hybrid maupun listrik murni alias BEV) sepanjang 2021 kemarin meroket 218,3% dibanding tahun sebelumnya.
Mengutip data yang dirilis Asosiasi Produsen Otomotif China (CAAM) dan Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA), laman China Daily, Kamis (6/1/2022) melaporkan total penjualan yang dibukukan BYD selama satu tahun penuh di 2021 mencapai 603.783 unit. Sedangkan di tahun 2020 total penjualannya masih 189.689 unit.
Dengan capaian kinerja penjualan seperti itu, pabrikan yang 7,9% sahamnya dimiliki investor kondang asal Amerika Serikat – Warren Buffett – itu semakin percaya diri untuk mematok target yang lebih tinggi. Seperti dilaporkan laman Shenzhen Economic Daily dan CnEV Post belum lama ini, BYD mematok target penjualan produknya di tahun 2022 ini sebanyak 1,1 juta unit – 1,2 juta unit.
“Jumlah penjualan yang dipatok sebanyak itu terdiri dari 600.000 unit merupakan mobil listrik baterai (BEV) dan 500.000 unit – 600.000 unit mobil listrik plug-in hybrid,” bunyi pernyataan pabrikan itu.
BYD optimis target itu bakal terwujud karena saat ini pemerintah Cina dan negara-negara lain di dunia terus mendorong penggunaan masyarakatnya untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan untuk mencapai target dekarbonisasi yang telah ditetapkan.
Terlebih pabriknya yang berada di Xi’an – ibu kota provinsi Shanxi di wilayah barat laut Cina – yang sebelumnya mengalami hambatan produksi karena dampak pandemi Covid-19 kini telah pulih sepenuhnya.
Isu dan kiprah di RI
Nama BYD mulai akrab di telinga sebagian masyarakat Indonesia pada tahun 2019 yakni ketika pabrikan itu memasok 200 armada kepada PT Blue Bird Tbk untuk angkutan taksi listrik. Namanya kembali menggema di awal tahun 2020, yakni ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, BYD Auto Co., Ltd, telah menyatakan komitmen untuk hadir di Indonesia dalam skala besar.
BYD kemungkinan besar akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. “Mereka (BYD) sudah menyampaikan keinginan itu. Angkanya (nilai investasi) akan sangat banyak,” kata Luhut di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 8 Januari 2020, meski tak merinci jadwal realisasi dan nilai investasi dari pabrikan itu.
Isu ini kembali menggema di Indonesia ketika kalangan industrialis Indonesia (bukan hanya di lingkungan industri otomotif) kembali ramai memperbincangkan rencana hadirnya BYD di Tanah Air di kuartal akhir tahun 2021 lalu.
“Memang, kabar itu kembali menghangat. Walau sebenarnya kabar masuknya merek itu (BYD) dalam produksi kendaraan di Indonesia itu kan sudah lama terdengar. Apakah ini ada perkembangan baru atau bagaimana saya terus terang tidak tahu persis karena memang domain investasi dan sebagainya yang terkait dengan itu ada di pemerintah,” kata Ketua I Gabungan Indonesia Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Jawaban Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian, Sony Sulaksono, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (7/1/2022) , setali tiga uang. “Memang ada beberapa merek dari Tiongkok yang akan masuk, yang mungkin salah satunya itu (BYD). Tapi maaf saya enggak hafal satu per satu ya, perlu dicek lagi progress-nya seperti apa,” ucap dia.
Tetapi yang pasti dalam bisnis produk otomotif BYD di Indonesia sudah semakin berkembang. Bahkan, tidak hanya mobil dan bus semata tetapi juga sarana mobilitas lain termasuk angkutan barang seperti forklift.
Seperti dilaporkan laman The Asia Financial yang mengutip keterbukaan informasi publik BEI awal Februari 2021 lalu, BYD telah mengirim 53 unit forklift listrik murni ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Penggunaan forklift berbaterai ion-lithium itu disebut sebagai salah satu cara untuk mengatasi perubahan iklim, karena kendaraan itu merupakan sistem transportasi yang berkelanjutan dan tanpa emisi.
“Kami bergerak cepat untuk terus mendekarbonisasi kebutuhan transportasi dan mobilitas kami dan berharap dapat melanjutkan inovasi dan kemitraan dengan BYD,” kata Presiden Direktur perusahaan tersebut, Erwin Ciputra. (Sut/Jrr/Aa)