Bisnis

Penjualan Mobil di Indonesia Periode Januari – Maret 2024 Ambles, Diduga Faktor Ini

×

Penjualan Mobil di Indonesia Periode Januari – Maret 2024 Ambles, Diduga Faktor Ini

Share this article
Honda WR-V - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Ambrolnya kinerja tidak hanya dalam penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) saja tetapi juga dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (5/4/2024) total wholesales yang dibukukan oleh seluruh pabrikan mobil di Indonesia hanya 215.069 unit. Jumlah ini ambrol 23,9 persen dibanding total wholesales yang tercetak pada periode sama di tahun 2023 yakni 282.601 unit.

Kemudian jumlah penjualan ritel yang ditorehkan pada periode Januari – Maret 2024 itu hanya 230.776 unit. Jumlah ini ambrol 15 persen dibanding total penjualan ritel yang diukir oleh seluruh pabrikan pada periode sama di tahun lalu, yang mencapai 271.423 unit.

Padahal di bulan Maret saja, atau sebulan menjelang Lebaran 2024, gabungan angka wholesales yang dibukukan semua pabrikan memang naik 5,7 persen dibanding Februari. Tercatat pada Maret sebanyak 74.724 unit, dan Februari 70.698 unit.

Ilustrasi, Kia Seltos yang dijual di Indonesia – dok.Mobilitas

Sementara, total gabungan angka penjualan ritel yang dicatatkan semua pabrikan di bulan ketiga itu mencapai 82.092 unit. Jumlah ini menanjak 16,7 persen dibanding total penjualan ritel selama bulan sebelumnya atau bulan Februari yang sebanyak 70.316 unit.

“Peningkatan penjualan itu merupakan efek Lebaran. Banyak orang menyiapkan kendaraan untuk lebaran. Tentu ini kabar baik di tengah ekonomi kita yang masih belum kuat, penjualan bisa meningkat,” papar Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (5/4/2024).

Adapun ihwal lebih buruknya kinerja penjualan di periode kuartal pertama tahun ini dibanding periode sama pada tahun lalu itu, Jongkie menduga karena pada tahun lalu belum ada perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu). Sehingga, kinerja penjualan tahun ini lebih berat karena menghadapi situasi dan kondisi yang lebih berat.

“Apalagi, kabarnya lembaga pembiayaan kredit juga lebih selektif dalam melihat profil calon nasabah pemohon pembiayaan kredit. Ini tentu bisa dipahami juga, karena mereka juga melakukan antisipasi terhadap risiko,” tandas Jongkie.

Dampak Pemilu itu sangat terlihat di bulan Januari – Februari, dimana total penjualan ritel mobil yang tertak hanya 148.649 unit. Jumlah tersebut anjlok 15 persen dua bulan pertama 2023 yang sebanyak 174.921 unit.(Din/Aa)