Bangkok, Mobilitas – Federasi Industri Thailand (FTI) mengindentifikasi sejumlah masalah yang menjadi penyebab merosotnya penjualan mobil di Negeri Gajah Putih itu selama dua bulan pertama tahun 2025.
Laporan laman The Nation dan The Bangkok Express yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (14/3/2025) menyebut tingginya tingkat kredit macet rumah tangga di negeri itu yang memntik perusahaan pembiayaan dan bank memperketar penyaluran kredit baru adalah penyebab utama.
“Sehingga, pasar otomotif Thailand menghadapi awal yang penuh tantangan pada tahun 2025, dimana penjualan turun 10 persen dalam dua bulan pertama dibanding penjualan selama periode yang sama pada tahun lalu (tahun 2024),” tulis dua media tersebut.
Total jumlah mobil yang terlego di periode Januari – Februari 2025 itu sekitar 97.000 unit. Executive Vice President Toyota Motor Thailand, Supakorn Ratanawaraha mengatakan, meskipun pasar cenderung bergerak mendatar pada bulan Februari, namun penurunan dari tahun ke tahun tidak bisa dihindari.
”Kondisi ini mencerminkan iklim ekonomi nasional yang ada saat ini,” kata dia.
Supakorn menyebut pemangkasan tingkat suku bunga oleh Bank Thailand baru-baru ini mungkin menawarkan sedikit keringanan. “Tetapi pemulihan industri otomotif tentunya tidak hanya karena suku bunga kredit yang turun saj, tetpi juga tergntung pada perbaikan ekonomi yang lebih luas,” tandas dia.
Fakta data FTI memperlihatkan sejumlh merek kondng mencatatkan penurunan penjualan. Toyota misalnya mengalmi penyusutan penjualan 3 persen, Honda merosot 20,3 persen, penjualan Isuzu melorot 16,8 persen, Build Your Dreams (BYD) njlok 23,4 persen dan Mitsubishi melorot 6,5. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id