Bisnis

Penjualan Mobil Indonesia di April 2024 Makin Ambrol, Ini Faktor Penyebabnya

×

Penjualan Mobil Indonesia di April 2024 Makin Ambrol, Ini Faktor Penyebabnya

Share this article
Ilustrasi, Daihatsu Rocky - dok.Daihatsu

Jakarta, Mobilitas – Ambrolnya kinerja penjualan tak hanya terjadi dalam penjualan dari pabrik ke dealer (wholesales) saja, tetapi juga dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).

Bahkan, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (15/5/2024) menunjukkan, ambrolnya penjualan di bulan April itu tak hanya dibanding bulan sebelumnya (Maret 2024) saja. Tetapi, juga dibanding bulan yang sama di tahun 2023 alias secara year on year.

Fakta berbicara, total wholesales mobil yang dibukukan seluruh pabrikan di Indonesia pada April 2024 sebanyak 48.637 unit. Jumlah ini ambrol 34,9 persen dibanding total wholesales yang tercetak pada bulan sebelumnya atau Maret 2024, yang sebanyak 74.724 unit.

Sementara dibanding bulan yang sama tahun lalu atau April 2023, jumlah wholesales di bulan April tahun ini berkurang 10.274 unit atau 17,5 persen. Sebab di bulan keempat tahun 2023 itu, total wholesales yang dikantongi pabrikan mobil nasional masih sebanyak 58.911 unit.

Sedangkan dalam penjualan ke konsumen atau penjualan ritel, pada April 2024, pabrikan nasional hanya meraup angka penjualan sebanyak 58.779 unit. Jumlah ini longsor 28,4 persen dibanding wholeasles bulan sebelumnya (Maret 2024) yang masih sebanyak 82.088 unit.

Ilustrasi, Hyundai Stargazer – dok.Istimewa

Penjualan ritel selama bulan keempat 2024 itu juga longsor 14,2 persen dibanding bulan bulan yang sama di 2023. Pasalnya pada April 2023, total penjualan ritel yang tercetak masih sebanyak 68.531 unit.

Ihwal semakin ambruknya penjualan mobil di Tanah Air selama bulan April tahun ini, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyebut karena banyak cuti atau hari libur menjelang lebaran.

“Sehingga, jumlah hari kerja juga lebih sedikit. Dengan demikian, jumlah transaksi juga lebih sedikit. Selain itu, memang kondisi ekonomi yang masih menurun karena faktor global berpengaruh ya,” ungkap Jongkie saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (11/5/2024) menyebut ekonomi nasional di Januari – Maret memang tumbuh 5,11 persen seperti yang diklaim pemerintah.

Ilustrasi, Toyota Avanza – dok.Mobilitas

“Tetapi, konsumsi itu berasal dari pemerintah dan partai politik terkait penyelenggaraan Pemilu (pemilihan umum) dan konsumsi rumah tangga menjelang dan saat Lebaran Idul Fitri 2024. Sedangkan konsumsi rumah tangga itu lebih ke kebutuhan primer (makanan) dan sekunder terutama pakaian. Sedangkan tersier (motor maupun mobil) sangat minim,” ujar Bhima.

Minimnya konsumsi barang tersier dikarenakan tekanan inflasi yang menguat. Selain itu, tingkat suku bunga acuan kredit yang ditetapkan Bank Indonesia juga menjadikan masyarakat berfikir untuk membeli barang-barang tersebut.

Sekadar informasi, data Gaikindo memperlihatkan sepanjang Januari – April 2024, total wholesales mobil hanya 263.706 unit, ambles 22,8 persen dibanding periode sama di tahun lalu, yang sebanyak 341.582 unit. Sedangkan total penjualan ritel di saat yang sama 289.551 unit, ambrol 14,8 persen dibanding tahun lalu yang sebanyak 339.954 unit. (Frz/Aa)