Bangkok, Mobilitas – Total penjualan mobil listrik baterai (BEV) yang dibukukan seluruh merek atau pabrikan di tahun 2024 merosot lebih dari 8 persen.
Data Asosiasi Kendaraan Listrik Thailand (EVAT) dan Federasi Industri Thailand (FTI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (30/1/2025) menunjukkan jumlah BEV yang laku terjual di Negeri Gajah Putih itu pada tahun 2024 sebanyak 70.137 unit. Jumlah penjualan itu anjlok 8,12 persen dibnding tahun 2023 yang sebanyak 76.000 unit.
Fakta data juga berbicara, beberapa merek yang menjadi pemain utama di tahun itu penjualannya luruh alias merana. Tercatat, BYD hanya menjual sebanyak 27.005 unit, jumlah itu anjlok dibanding penjualannya di tahun 2023 yang masih sebanyak 30.650 unit.
Lalu Morris Garge (MG) yang menjual 9,081 unit, ambles dari tahun 2023 yang masih menjual sebanyak 12.764 unit. Kemudian Neta, mobil listriknya hanya laku sebanyak 7.969 unit, anjlok dari tahun sebelumnya yang mencapai 12.777 unit.
Begitu pula dengan merek-merek lain seperti Changan, Aion, Tesla, Ora, BMW, hingg Wuling Motor. Luruhnya penjualan mobil listrik tersebut juga sejalan dengan ambruknya penjualan mobil non elektrifikasi atau mobil konvensional.
Dataa FTI memperlihatkan di tahun 2024 sebanyak 572.675 unit. Jumlah tersebut anjlok 26,2 persen dan disebut FTI sebagai penurunan terburuk dalam 15 tahun terakhir.
“Ekonomi yang memburuk dan penyaluran kredit (termasuk kredit mobil listrik) yang semakin ketat menyusul tingginya tingkat kredit macet menjadi penyebabnya,” ungkap Wakil Ketua FTI, Surapong Paisitpatanapong. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id