Jakarta, Mobilitas – Fakta berbicara, sebelumnya di tahun 2024 penjualan sepeda motor di Indonesia telah merosot dibanding total penjualan yang dicetak seluruh pabrikan kendaraan bermotor roda dua pada periode Januari – Februari 2023.
Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (10//2025) menunjukkan total penjualan sepeda motor di Tanah ir sepanjnag Januari – Februari 2023 masih sebanyak 1.190.918 unit. Kemudian, pada periode sama tahun 2024, jumlah penjualan “kuda besi” itu menjadi 1.151.343 unit, alias merosot sebanyak 39.575 unit.
Dan ternyata, tren kemerosotan penjualan tersebut masih terjadi di tahun 2025 ini, khususnya di periode Januari – Februari, dimana total penjualan yang dibukukan seluruh pabrikan hanya 1.141.578 unit. Artinya, berkurang atau merosot 9.765 unit dibanding jumlah penjuln di Januari – Februari 2024.
Total penjualan selama dua bulan pertama 2025 itu dibukukan pada bulan Januari sebanyak 560.301 unit, merosot 5,4 persen dibanding total penjualan pada Januari 2024 yang mencapai 592.658 unit. Meski di Februri penjualan sepeda motor berbalik membaik, dengan total penjualan sebanyak 581.277 unit atau naik 4,04 persen dibanding penjualan selama Februari 2024 yang mencapai 558.685 unit.
Ihwal turunnya penjualan selama dua bulan pertama 2025 yang merupakan kemerosotan untuk kedua kalinya setelah periode Januari – Februari 2024, Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (10/3/2025) mengatakan memang pada periode awal tahun – khususnya pada dua tahun terkahir atau tahun 2024 dan 2025 – banyak masyarakat yang bersikap melihat dulu (wait and see) kondisi ekonomi dan kebijakan yang ada.
“Harus kita akui, daya beli memang menglami tantangan cukup berat. Sementara, sebagian besar pembeli sepeda motor itu sensitif terhadap harga (mudah terdampak oleh perubahan harga). Nah, pada awal tahun 2025 atau di akhir tahun 2024, inforamsi soal kenaikan Pajak Kendaraan Bermotor yng kn naik, ada opsen pjak, bunga kredit naik, dan leasing ketat itu kan mencuat. Jadi orang melihat-lihat dulu kondisinya seperti. Ternyata kan opsen (pemberlakuannya) ditunda,” papar Sigit.
Oleh karena itu, Sigit berharap tidak ada kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah terkait dengan kenaikan pajak. Begitu pula dengan tingkat suku bunga kredit, maupun harga bahan pangan pokok. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id