Bisnis

Penjualan Ritel Daihatsu Januari – Februari 2025 Masih Anjlok, Berkurang 7.989 Unit

×

Penjualan Ritel Daihatsu Januari – Februari 2025 Masih Anjlok, Berkurang 7.989 Unit

Share this article
Logo Daihatsu di grill mobil - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Fakta data juga memperlihatkan, anjloknya penjualan mobil Daihatsu ke konsumen (penjualan ritel) selama dua bulan pertama 2025 itu merupakan yang kedua kalinya setelah pada periode sama di tahun 2024 juga anjlok dibanding Januari – Februari 2023.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (14/3/2025) menunjukkan, selama dua bulan pertama 2025 itu mobil Daihatsu yang dipasarkan PT Astra Daihatsu Motor (PT ADM) terjual dari dealer ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 23.806 unit.

Jumlah penjualan ritel itu anjlok cukup dalam dibanding total penjualan ritel yang dicetaknya pada periode sama di tahun 2024, yang sebanyak 31.795 unit. Artinya, berkurang 7.989 unit.

Padahal, total penjualan ritel selama Januari – Februari 2024 itu ternyata juga sudah anjlok dibanding total penjualan ritel selama kurun waktu yang sama di tahun 2023. Data memperlihatkan di dua bulan pertama sebanyak 39.066 mobil Daihatsu terlego ke konsumen.

Ilustrasi, Daihatsu Rocky – dok.Mobilitas

Merosotnya penjualan ritel Daihatsu selama Januari – Februari 2025 itu turut berkontribusi terhadap menyusutnya total penjualan ritel mobil di periode itu. Maklum, Daihatsu merupakan pabrikan dengan penjualan terbanyak kedua (terbesar kedua) di Tanah Air setelah Toyota.

Gaikindo mencatat, total penjualan ritel mobil di Indonesia selama dua bulan pertama tahun 2025 baru sebanyak 133.730 unit. Jumlah ini berkurang sebanyak 15.127 unit dibanding penjualan ritel selama dua bulan pertama 2024, yang sebanyak 148.857 unit.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal yang dihubungi Mobilitas, menyebut penyebab masih lemahnya penjualan mobil itu selain daya beli, adalah maju -mundurnya kebijakan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), efisiensi anggaran, kabar PHK dan lainnya.

“Termasuk soal suku bunga yang menimbulkan keraguan masyarakat dan pelaku usaha dalam melihat kondisi Indonesia,” ungkap Faisal. (Anp/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id