Jakarta, Mobilitas – Namun, pada periode sembilan bulan pertama itu penjualan mobil dari pabarik ke diler alias grosir (wholesales) menyusut.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (8/11/2023) menunjukkan, total wholesales yang dibukukan seluruh merek atau pabrikan di sepuluh bulan pertama 2023 itu hanya 836.049 unit. Jumlah ini menyusut 1,8 persen dibanding total wholesales selama kurun waktu sama di tahun lalu, yang masih sebanyak 851.411 unit.
Sementara, total jumlah mobil yang dibeli konsumen (penjualan ritel) pada Januari – Oktober tahun ini sebanyak 825.691 unit. Jumlah ini meningkat super tipis, hanya 0,4 persen dibanding total penjualan ritel di periode sama tahun lalu, yang sebanyak 822.017 unit.
Bahkan, di bulan Oktober saja, jumlah mobil terlego ke konsumen hanya 79.451 unit.
Jumlah ini menyusut 1,9 persen dibanding total penjualan ritel pada bulan sebelumnya (September) yang mencapai 80.974 unit.
Menurut Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas, di jakarta, Rabu (8/11/2023), penjualan ritel kumulatif Januari – Oktober yang meningkat tipis dan penjualan bulanan turun, ini dikarenakan kondisi ekonomi yang melemah. Maklum, fakta berbicara, di kuartal ketiga ekonomi hanya tumbuh 4,94 persen, padahal di kuartal sebelumnya tumbuh 5,17 persen.
“Selain itu, di segmen kendaraan komersial juga turun karena demand (permintaan) dari sektor-sektor penyerap kendaraan itu (pertambangan, perkebunan, konstruksi, dan properti) juga turun. Penyebab lainnya, karena leasing kabarnya juga memperketat penyaluran pembiayaan karena faktor risiko yang meningkat menjelang Pemilu (Pemilihan Umum),” ujar Jongkie. (Din/Aa)