Bisnis

Penjualan Ritel Mobil Mewah di Januari 2025 Lesu, Hanya BMW yang Masih Menderu

×

Penjualan Ritel Mobil Mewah di Januari 2025 Lesu, Hanya BMW yang Masih Menderu

Share this article
Logo BMW - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Merosotnya penjualan dari dealer ke konsumen (penjualan ritel) selama bulan perdana tahun 2025 itu dialami oleh mobil mewah Audi yang dijajakan oleh PT Gaaruda Mataram Motor, Indomobil Group.

Sementara, mobil kelas premium yang masih membukukan positifnya kinerja penjualan ritel di bulan itu adalah merek Bayerische Motoren Werke (BMW). Selebihnya, yang terdiri dari Mercedes-Benz (gabungan dengan kendaraan komersial), Lexus, dan MINI membukukan anjloknya penjualan.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (18/2/2025) menunjukkan pada bulan Januari itu BMW berhasil mengemas angka penjualan sebanyak 235 unit. Jumlah tersebut meningkat 6,3 persen dibanding total penjualan yang dibukukannya pada bulan yang sama di tahun 2024.

Sementara, Mercedes-Benz meraup angka penjualan sebanyak 161 unit, anjlok 32 persen. Kemudian Lexus mengantongi angka penjualan 57 unit (anjlok 59,9 persen), MINI 24 unit (anjlok 40 persen), dan Audi1 unit (anjlok 67 persen).

Audi Q3 Sportback di Indonesia – dok.Mobilitas

Ihwal melemahnya pasar mobil mewah di Tanah Air ini, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (18/2/2025) menyebut msih terlalu dini untuk memastikan apakah segmen pasar mobil premium lesu pada tahun ini.

“Karena baru satu bulan. Tetapi, memang di tahun kemarin segmen kendaraan mewah ini juga mengalami tantangan bert juga. Meskipun bukan faktior daya beli dari konsumen potensialnya melainkan karena mereka melihat situasi dn kondisi, terutama dinamika ekonomi yang terjadi,” papar Jongkie.

Daya beli kelompok ini masih sangat tinggi, tetapi karena melihat kondisi ekonomi yang ada mereka jadi menahan pembelian. Namun mereka sangat hati-hati melihar bagimana tren nilai tukar, suku bunga, perkembangan sektor rill, pasar uang, dan sebagainya yang semuanya itu terkait dengan kelangsungan bisnis maupun aset mereka.

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sepanjang 2024 lalu, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,03 persen. Laju pertumbuhan itu melambat dibanding pertumbuhan selama tahun 2023 yang sebesar 5,05 persen. (Din/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id