Bandar Lampung, Mobilitas – Suku cadang atau spare part merupakan barang yang dibutuhkan pelaku usaha untuk menjaga kelangsungan kondisi truk mereka sebagai penopang operasi bisnis.
Oleh karena itu, seperti diungkap Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT KTB) Aji Jaya, meski penjualan unit kendaraan (truk) bisa jadi menurun, tetapi soal perawatan dan perbaikan truk masih menjadi prioritas utama.
“Karena dalam kondisi apapun, truk harus tetap digunakan untuk mendukung operasi bisnis. Apalagi, pada saat pandemi Covid-19 kemarin, para pelaku usaha memaksimalkan truk yang ada. Karena itulah, perawatan dan perbaikan dilakukan. Ini yang memicu permintaan spare part meningkat,” ungkap Aji di sela grand opening dealer baru Fuso di Lampung yang berlokasi di Tulang Bawang, Selasa (26/3/2024).
Aji pun menyodorkan data yang menyebut selama tahun 2023 lalu, total nilai penjualan suku cadang Mitsubishi Fuso mencapai Rp 1,44 triliun. Total nilai itu menanjak 17 persen dibanding nilai penjualan selama tahun 2022.
Dia mengaku optimis penjualan di tahun 2024 ini meningkat dikarenakan bertambahnya jumlah dealer Fuso di Indonesia, yang kini mencapai 223 unit. “Selain itu, seiring dengan masih tumbuhnya sektor bisnis yang menggunakan kendaraan Fuso, yaitu sektor logistik. Karena sektor ini kan menyangkut dukungan ke sektor konsumsi masyarakat,” papar Aji.
Pernyataan senada diungkap After Sales Business Development Department Head PT KBT, Yogi Kristian, yang ditemui Mobilitas di tempat yang sama dalam waktu terpisah. Yogi bahkan mengatakan Lampung juga salah satu wilayah penjualan Fuso yang permintaan suku cadangnya cukup besar.
“Posisi Lampung yang merupakan pintu gerbang dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya dari wilayah Sumatera ke Jawa, sekaligus menjadi area perlintasan truk dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. Sehingga, banyak truk-truk dari wilayah lain di Sumatera mulai Palembang hingga Aceh yang melewati Lampung. Tidak jarang mereka beristirahat di Lampung dan melakukan perawatan atau perbaikan kendaraan,” papar Yogi.
Terlebih, wilayah Sumatera merupakan wilayah penghasil komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat dan dikirim ke Jawa, wilayah yang secara populasi paling banyak di Indonesia. Sehingga kegiatan jasa logistik, terutama transportasi pengangkut komoditas hasil pertanian dan perkebunan mobilitasnya sangat tinggi.
“Ini berdampak positif ke permintaan spare part kita ya. Termasuk di Lampung,” jelas Yogi. (Aa)