Jakarta, Mobilitas – Penyelenggaraan Mudik Gratis yang digelar oleh pemerintah maupun perusahaan atau lembaga swasta bertujuan mengurangi minat masyarakat mudik dengan sepeda motor.
Seperti diungkap Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suharto, berkendara sepeda motor jarak jauh untuk mudik ke kampung halaman sejatinya menyimpan risiko besar.
“Sebab, sebenarnya sepeda motor yang banyak digunakan untuk mudik merupakan sepeda motor yang tidak dirancang untuk perjalanan jarak jauh. Selain itu, faktor kelelahan karena berkendara menggunakan sepeda motor juga terbukti banyak menyebabkan kecelakaan,” kata Suharto, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (6/4/2024).
Pemerintah melalui berbagai unsur lembaga telah memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak mudik dengan mengendarai sepeda motor. Namun, kata Suharto, ternyata minat masyarakat untuk menggunakan kendara bermotor roda dua itu dalam mudik Lebaran 2024 tak surut.
“Meski demikian, ajakan kita untuk mengikuti program Mudik Gratis, ternyata mendapatkan sambutan yang begitu besar. Terbukti tahun ini jumlah masyarakat yang mengikuti program ini mencapai 40.088 penumpang. Ini meningkat 62,3 persen dibanding tahun lalu yang sebanyak 24.368 penumpang,” tandas Suharto.
Sementara, hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan yang dirilis beberapa waktu lalu menyebut, pada lebaran tahun ini sebanyak 31,12 juta orang menyatakan akan mudik dengan menggunakan sepeda motor. Jumlah itu setara dengan 16,07 persen dari total 193,6 juta orang yang menyatakan akan mudik di Lebaran 2024 ini.
Bagi orang yang benar-benar mudik dengan sepeda motor, pendiri dan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyarankan agar mereka memperhatikan pola berkendara sepeda motor jarak jauh yang benar.
“Kuncinya perpendek jarak tempuh perjalanan. Artinya, pastikan dalam durasi tertentu harus istirahat,” kata Jusri yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (6/4/2024).
Jusri meminta pemudik dengan sepeda motor yang tengah berpuasa sebaiknya beristirahat setelah delapan jam berkendara. Sementara jika tidak berpuasa, pastikan berhenti beristirahat setelah 10 jam berkendara.
“Gunakan waktu istirahat untuk tidur. Sebisa mungkin tidur yang berkualitas. Sehingga, stamina pulih. Karena berkendara jarak jauh sangat memerlukan konsentrasi tinggi, dan daya reflek tubuh yang prima. Itu bisa terjadi kalau kondisi tubuh prima,” tandas Jusri. (Afi/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id