Mobility

Populasi Bus di RI Kini Capai 287 Ribu, Jumlah Bus AKAP dan Pariwisata Terus Tumbuh

×

Populasi Bus di RI Kini Capai 287 Ribu, Jumlah Bus AKAP dan Pariwisata Terus Tumbuh

Share this article
Bus berkaroseri garapan Adiputro - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Pertumbuhan jumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan bus Pariwisata semkin cepat terjdi setelah tahun 2020 seiring dengan membaiknya infrastruktur, perkembangan wilayah, hingga gaya hidup masyarakat.

Data Korps Lalu-lintas (Korlantas) Polri yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (5/12/2024) menunjukkan sampai dengan Agustus 2024, total jumlah bus yang tercatat di Indonesia mencapai 285.957 unit.

“Tetapi, yang msih aktif beroperasi tentunya tidak sebanyak itu. Kan data itu mencatat dari puluhan tahun lalu, yang mana banyak dari bus tersebut yang sudah tidak dioperasikan karena berbagai alasan,” ungkap Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Menurut Lesani, jika jumlah bus sampai Agustus 2024 itu ditambah penjualan bus baru selama September hingga Oktober maka total jumlah bus di Indonesia saat ini telah mencapai 287 ribu, bahkan lebih. “Karena, penjualan sasis bus (dari dealer) ke konsumen (penjualan ritel) sampai Oktober tahun ini juga masih tumbuh,” kata di.

Faktanya, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Kamis (5/12/2024) memperlihatkan, sepanjang Januari – Oktober 2024, penjualan ritel sasis bus mencapai 4.921 unit.

Ilustrasi, prototipe bus PO Bagong bersasis Fuso Canter FE84G BC – dok.Mobilitas

Jumlah tersebut menanjak 17 persen dibanding total penjualan ritel yang dibukukan sasis bus dari berbagai merek di periode Januari – Oktober 2024.

Permintaan sasis bus baru, kata Lesani, yang terbanyak berasal dari sektor angkutan umum atau Perusahaan Otobus (PO). Bus tersebut untuk melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), maupun layanan angkutan pariwisata.

“Pembangunan infrastruktur jalan baik jalan tol maupun non tol dalam sepuluh tahun terakhir telah memicu kembalinya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan bus dalam bermobilitas atau bepergian. Apalagi, dengan terkoneksinya akses jalan itu menjadikan wilayah semakin terbuka, sehingga perkembangan wilayah juga terjadi. Itu juga berpengaruh ke tingkat frekuensi mobilitas masyarakat,” papar Lesani.

Faktor lainnya adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadikan kegiatan rekreasi sebagai bagian dari agenda kegiatan tahunan mereka. Terlebih dengan maraknya informasi di berbagai platform media sosial yang turut memantik minat orang plesiran ke destinasi wisata.

“Gaya hidup masyarakat ini ikut mendorong permintaan jasa angkutan wisata. Sehingga tidak sedikit PO yang melayani angkutan pariwisata menambah unit armadanya,” tandas Lesani. (Jrr/Aa)