Produksi Menciut Tapi Target Ekspor Mobil Thailand Tak Surut, Ini Penyebabnya

Ilustrasi, proses produksi mobil di Thailand - dok.Istimewa via Global Times

Bangkok, Mobilitas – Federasi Otomotif ASEAN (AAF) menyebut hingga saat ini Thailand merupakan pusat produksi mobil untuk kperluan ekspor ke kawasan regional maupun global bagi sejumlah pabrikan mobil.

Pernyataan Juru Bicara Federasi Industri Thailand (FTI) Divisi Otomotif, Surapong Paisitpattanapong yang dikutip The Bangkok Post dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (5/8/2024) menyebut tahun 2024 ini, selama Januari – Juni, produksi mobil di Thailand sebanyak 761.240 unit. Jumlah ini menyusut 17,39 persen dibanding periode sama di tahun 2023.

“Penurunan produksi sejalan dengan turunnya penjualan mobil di pasar domestik. Pasar lokal mengalami konstraksi yang cukup besar setelah lembaga keuangan memperketat penyaluran pembiayaan kredit,” ungkap Surapong.

Saat ini, lanjut Surapong, utang rumah tangga telah mencapai titik tertingggi, dimana pinjaman kredit yang ada di rumah tangga telah mencapai 90 persen dari pendapatan (Produk Domestik Bruto rumah tangga). “Ini yang menjadikan lembaga pembiayaan dan bank menolak permohonan kredit pembeli mobil baru,” kata Surapong.

Kini, FTI memangkas target produksi mobil untuk tahun 2024 yakni menjadi 1,7 juta unit dari sebelumnya yang sebanyak 1,9 juta unit. Total penjualan diprediksi hanya 550.000 unit alias merosot dari target sebelumnya yang dipatok 750.000 unit.

Peresmian mulai produksi mobil Neta di pabrik Neta Auto Thailand – dok.Neta Auto

Namun, untuk target ekspor ternyata FTI tak mengubahnya, yakni masih sebanyak 1,15 juta unit. Masih tetapnya target ekspor karena ada beberapa pertuimbangan, yakni sejumlah model mobil jenis SUV dan pick up medium masih banyak permintaannya dari negara-negara tujuan ekspor di Asia maupun lainnya.

Selain itu, saat ini Thailand menjadi basis produksi mobil listrik yang diekspor ke sejumlah negara. Sejumlah pabrikan asal Cina seperti Build Your Dreams (BYD), Great Wall Motors, Neta, hingga Morris Garage telah memproduksi mobil listrik baterai (BEV) maupun hybriod di Negeri Gajah Putih itu.

“Meskipun selama semester pertama (Januari – Juni) ekspor kami turun tipis, namun potensi permintaan impor mobil dari kami masih tingggi. Kami percaya karena merek-merek yang mengekspor juga tengah berekspansi di luar Thailand,” kata Surapong.

Data FTI memperlihatkan selama enam bulan pertama 2024 itu, jumlah mobil yang diekspor Thailand mencapai 519.045 unit. Jumlah ini menyusut 1,8 persen dibanding total ekspor selama periode sama di tahun 2023.  (Tan/Aa)