London, Mobilitas – Nama Richard Branson sejatinya bukanlah nama asing bagi para pebisnis dunia, karena miliuner asal Inggris ini saban tahun selalu masuk dalam urutan papan atas orang terkaya di dunia baik yang dibuat majalah bisnis kondang maupun lembaga-lembaga bisnis. Namun, kini namanya menjadi topik perbincangan dunia karena bakal menjadi orang tajir dunia pertama yang melancong ke luar angkasa.
Sejatinya, kabar seperti itu biasa saja. Tetapi yang membuat istimewa adalah, ternyata Branson yang sebelumnya tak banyak woro-woro mendahului orang terkaya di dunia Jeff Bezos bertamasya ke antariksa.
Seperti dilaporkan CNN, Kamis (1/7/2021), Branson bakal terbang ke luar angkasa pada 11 Juli nanti. Sementara, Bezos yang merupakan pemilik dari perusahaan teknologi Amazon, baru berangkat pada 20 Juli atau sembilan hari setelah Branson.
Publik pun kembali mencoba mengetahui siapa sebenarnya Branson. Pemilik nama lengkap Richard Charles Nicholas Branson ini adalah seorang miliuner Inggris pemilik kelompk usaha bernama Virgin, yakni sebuah grup bisnis yang terdiri dari 400 perusahaan.
Pria kelahiran Blackheath, London 18 Juli 1950 itu mendirikannya pada tahun 1972 atau saat usianya baru 22 tahun. Dalam sebuah wawancara Martyn Lewis untuk penulisan bukunya berjudul “Reflection on Success” yang terbit tahun 1997, Branson menyebut dia berbinis adalah kebetulan atau lebih tepatnya kecelakaan.
“Saya menjadi pengusaha karena kesalahan. Saya terjun ke bisnis bukan untuk menghasilkan uang, tetapi karena saya pikir bisa melakukannya agar lebih baik dari sebelumnya. Hanya karena frustasi pribadi,” ungkap dia.
Putus sekolah
Masa kecil Branson tercatat tidaklah bahagia dalam urusan pelajaran sekolah. Dia bersekolah di Scaitcliffe School dan kemudian sekolah Stowe dan tercatat menderita disleksia.
Branson kecil menderita kesulitan dalam mengeja, membaca, dan menulis. Walhasil, dia tak unggul dalam pelajaran sekolah. Dia hanya tertarik pada kegiatan ekstrakurikuler seperti sepakbola dan kriket.
Branson merasa minder dengan keadaan dirinya dan frustasi. Putri kepala sekolah yang memahami kondisi Branson bersimpati dan berteman dengannya, meski itu juga menjadi petaka karena saat Branson ketahuan menginap di rumah kepala sekolah dia dipecat sebagai murid.
Keadaan ini membuat Branson semakin frustasi. Merasa putus asa, Branson mencoba bunuh diri, meski akhirnya urung karena dia dimaafkan dan boleh seklah lagi. Tetapi, dia tetap saja tak bisa mengikuti pelajaran dan akhirnya memutuskan keluar dari sekolah di usia 16 tahun.
Toko kaset
Setelah berhenti sekolah, Branson kembali ke London. Untuk mengisi kekosongan kegiatannya – atas restu ibunya – dia mulai berbinis dengan membuat majalah khusus anak muda bernama Student. Usaha ini ternyata berhasil, karena terdistribusi hingga 50.000 eksemplar secara gratis dan Branson mendapatkan pendapatan iklan yang besar.
Namun, keberhasilan itu tak serta merta membuat Branson bahagia. Karena keinginan dia yang sebenarnya adalah berhasil dalam studi. Dia masih merasa frustasi, sehingga – saat di London pada dekade 60-an itu berkembang gaya hidup ‘swinging sixties’ – yakni kehidupan hippy, khidupan komunal dengan musik dan obat-obatan yang menjadi gaya hidup mereka.
Tetapi di sini naluri bisnis Branson kembali terpantik. Dia ingin membuat bisnis yang terkait dengan musik. Dia pun mendirikan toko kaset kecil di Oxford Street dan pengiriman kaset ke seantero Inggris dan berhasil.
Singkat cerita, ketertarikan Brandson ke dunia musik semakin menjadi. Pada tahun 1972 dia membuat perusahaan rekaman dengan nama Virgin Records.
Berkat kejelian dan kepiawaiannya perusahaan ini maju pesat. Beberapa musisi yang direkam diorbitkannya berhasil dikenal publik, tak hanya di Inggris tetapi juga di dunia.
Pundi-pundi fulus Branson pun kian menggelembung, sehingga berbagai bidang bisnis pun telah dimilikinya dengan bendera Virgin Group mulai dari industri musik, majalah, logistik, makanan dan minuman, properti, dan transportasi darat.
Tak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1984 dia mendirikan maskapai penerbangan Virgin Atlanctic Airways. Tak dinyana maskapai berkembang pesat hingga menyaingin maskapai penerbangan nasional Inggris, British Airways.
Bahkan, perusahaan penerbangan antariksa pun dia dirikan yakni Virgin Galactic (yang kini akan membawanya terbang ke orbit bumi 11 Juli nanti).
Branson telah menjadi salah satu orang terkaya di dunia. The Sunday Times tahun 2010 lalu memperkirakan kekayaan Branson mencapai £ 3,065 miliar, dan menjadikannya orang terkaya keempat di Inggris.
Dia memilih tinggal di Necker Island, sebuah pulau seluas 30 hektar miliknya di British Virgin Islands. Alasannya, karena kesehatan. (Jrr/Aa/Berbagai sumber)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id