Bisnis

Sebelas Bulan, Hampir 4,67 Juta Motor Terjual di RI

×

Sebelas Bulan, Hampir 4,67 Juta Motor Terjual di RI

Share this article
Honda Scoopy varian warna Sporty Red - dok.AHM

Jakarta, Mobilitas – Sepanjang Januari hingga November lalu total penjualan sepeda motor dari pabrik ke diler (wholesales) di pasar domestik tercatat jauh melampaui capaian penjualan selama periode sama tahun 2020. Di sebelas bulan pertama itu hampir 4,67 juta motor yang dilego ke diler.

Data yang disajikan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas, Kamis (16/12/2021) menunjukkan, total wholesales di kurun waktu itu mencapai 4.669.719 unit. Jumlah yang jauh melebihi total wholesales sepanjang setahun penuh atau selama Januari hingga Desember 2020 yang sebanyak 3.660.616 unit.

Di tahun 2021 ini, total penjualan yang dikantongi industri sepeda motor selama sebelas bulan itu berasal dari penjualan selama Januari yang sebanyak 394.733 unit. Lalu dari penjualan di Februari 377.776 unit, Maret 521.424 unit, dan April 472.889 unit.

Yamaha All New Aerox 155 Connected varian warna baru – dok.Yamaha

Kemudian dari penjualan selama Mei sebanyak 254.710 unit, Juni 428.556 unit, dan Juli 376.640 unit. Selain itu dari penjualan selama Agustus yang sebanyak 470.065 unit, September 464.614 unit, Oktober 444.726 unit, dan November 586 unit.

Sebelumnya, Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala menyebut tren peningkatan penjualan dipicu oleh kondisi sudah mulai terkendalinya pandemi Covid-19. Kondisi itu menjadikan mobilitas masyarakat juga mulai berangsur meningkat, sehingga kebutuhan sarana transportasi khususnya sepeda motor juga mulai merangkak naik.

Dengan melihat fakta ini, Sigit menyebut AISI memperkirakan tahun depan penjualan kendaraan bermotor roda dua di Tanah Air mencapai 5,1 juta – 5,2 juta unit. Meski, pasar juga menghadapi tantangan baru yakni dikereknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11%.

Suzuki Nex Croosover – dok.PT SIS 2W

“Karena kenaikkan pajak ini berpotensi menaikkan harga jual sepeda motor. Namun, di tahun itu, kami harapkan harga komoditi juga naik, sehingga kondisi tetap kondusif,” kata Sigit. (Rha/Aa)