Jakarta, Mobilitas – Minyak rem mobil harus dipastikan aman, bukan hanya volumenya di tabung tetapi juga kelayakannya.
Menurut mekanik senior OtoKlinika, Ciledug, Tangerang, Nur Ali, pemastian tersebut wajib dilakukan oleh pemilik mobil sebelum mereka menggunakan kendaraan untuk perjalanan jauh seperti mudik.
“Karena minyak rem itu memiliki peran penting untuk menopang cara kerja komponen pengereman. Jika komponen-komponen itu tidak bisa bekerja seperti seharusnya atau bahkan gagal berfungsi maka akibatnya bisa fatal,” papar Ali saat ditemui Mobilitas di Ciledug, Sabtu (1/4/2023).
Minyak rem, kata Ali, berfungsi mendorong piston kaliper rem agar kampas bisa menjepit piringan cakram sesuai dengan tekanan ketika pedal rem diinjak oleh pengemudi. Semakin dalam injakan pedal, semakin kuat pula jepitan kaliper terhadap cakram, dan sebaliknya.
“Tetapi, itu tidak akan terjadi jika minyak rem bermasalah. Minyak rem bermasalah itu ada dua kategori. Pertama karena kualitasnya sudah tidak bagus, sehingga kemampuan memberikan tekanan hidrolis sudah tidak maksimal atau mahalh sudah tidak ada. Kedua, karena volume berkurang dari standar,” papar Ali.
Untuk mengetahui kualitas minyak rem yang sudah tidak bagus, caranya cukup mudah. Perhatikan dengan cermat, apakah warna minyak rem itu sudah kekuning-kekuningan.
Cara kedua adalah, dengan menginjak pedal rem dalam-dalam ketika pagi hari atau pada saat mobil baru akan dipakai. Jika pedal rem yang diinjak lama kembali ke posisi semula atau posisi seharusnya, itu berarti kualitas minyak rem sudah menurun walau volumenya masih banyak.
Volume minyak rem berkurang bisa dilihat secara kasat mata atau lampu indikator di dasbor mobil menyala.
“Jika ini terjadi, periksa sekitar tutup tabung minyak rem karena mungkin seal tutup tabung, selang dan saluran minyak rem lainnya karena bisa jadi ada kebocoran. Segera bawa mobil ke bengkel,” saran Ali.
Untuk diingat, minyak rem harus diganti jika telah digunakan oleh mobil menempuh jarak 24.000 kilometer. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id