Tokyo, Mobilitas – Mobil listrik Toyota bZ4X diluncurkan di Jepang pada bulan Mei 2022.
Namun, di kampung halamannya sendiri itu, mobil setrum tersebut tidak dijual layaknya mobil-mobil Toyota lainnya. Melainkan dijajakan melalui sistem berlangganan atau sewa oleh perusahaan usership Toyota bernama Kinto.
Seperti dilaporkan Reuters, belum lama ini, penjajaan dengan sistem langganan ini ternyata juga tak gemilang seperti yang diharapkan. Masih sepi peminat.
Terlebih, ketika Juni lalu Kementerian Transportasi Negeri Sakura itu memerintahkan Toyota Motor untuk menarik (recall) 2.700 SUV listrik itu yang telah beredar di pasar. Pasalnya, baut roda depan mobil itu berpotensi copot ketika dilakukan pengereman mendadak atau kala mobil melibas tikungan tajam.
“Namun, penarikan itu bukan satu-satunya penyebab kinerja penjualan Toyota bZ4X yang buruk di Jepang, pasar pertama di mana SUV listrik tersedia pada Mei 2022,” tulis Reuters.
Keengganan masyarakat Jepang terhadap mobil listrik adalah penyebab lainnya. Seperti dilaporkan Nikkei beberapa waktu lalu, masyarakat menilai harga mobil setrum masih mahal, apalagi infrastruktur pengecasan baterai yang masih belum memadai.
Kini, untuk menarik minat masyarakat untuk menyewa mobil itu, Kinto memangkas tarif langganan. Seperti dilaporkan laman InsideEVs, Selasa (8/11/2022), jika pada awal peluncuran atau di bulan Mei lalu tarif subscription (seperti uang muka) sebesar 770.000 yen atau sekitar Rp 82,4 juta (kurs 1 yen = Rp 106,97) dan biaya bulanan 107.800 yen atau Rp 11,53 juta (untuk masa sewa 4 tahun) atau sekitar Rp 240.208 per bulan, kini dipapras menjadi setengahnya.
Biaya subscription saat ini hanya 385.000 yen atau sekitar Rp 41,18 juta. Sedangkan biaya bulanannya cuma 1.100 yen atau sekitar Rp 117.667.
“Dari evaluasi kami, harga sebelumnya memang terlalu tinggi. Dan pelanggan juga mengatakan hal seperti itu,” ungkap Presiden Kinto, Shinya Kotera.
Namun, seorang mantan petinggi Toyota yang diwawancarai Reuters, belum lama ini, mengatakan meski diskon yang “menyakitkan” bagi perusahaan itu diberikan, tidak akan serta merta membuat minat orang untuk menyewa meningkat. Bahkan, target penyewaan sebanyak 5.000 unit yang dipatok Kinto di tahun fiskal 2022/2023 (April 2022 – Maret 2023), dirasa sulit tercapai.
Hal itu diakui Shinya Kotera. Sebab, orang Jepang lebih suka menggunakan mobil hybrid ketimbang mobil listrik murni.
Sekadar informasi, pernyataan Kementerian Transportasi Jepang yang dikutip Mobilitas beberapa waktu lalu menyebut jumlah Toyota bZ4X yang di-recall sebanyak 2.700 Toyota bZ4X (baik di tangan konsumen maupun yang ada di diler) di Jepang, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Rinciannya 2.200 unit di Eropa, 260 unit di Amerika Serikat, 20 unit di Kanada, dan 110 unit di Jepang.
Sementara, data Asosiasi Diler Mobil Amerika Utara (NADA) yang dikutip Mobilitas, Selasa (8/11/2022) memperlihatkan, penjualan mobil ini ke konsumen (ritel) Amerika Serikat hanya terjadi di bulan Mei sebanyak 199 unit dan Juni 33 unit. Totalnya cuma 232 unit.
Di Eropa, data Asosiasi Diler Mobil Eropa (ECDA) yang dinukil Mobilitas, Selasa (8/11/2022) menunjukkan, penjualan ritel di benua terjadi pada Mei – Agustus dengan total 686 unit. Rinciannya, Mei 56 unit, Juni 622 unit, Juli 4 unit, dan Agustus 4 unit.
Sedangkan data di Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA) yang dinukil Mobilitas, Selasa (8/11/2022) menunjukkan selama Januari – Oktober tidak ada data penjualan Toyota bZ4X yang dilaporkan. Hal ini menunjukkan, bahwa mobil setrum Toyota itu memang benar-benar tidak dijual, melainkan hanya disewakan. (Jrr/Aa)