Setop Produksi Mobil di Thailand, Penjualan Suzuki Ternyata Sudah Lima Tahun Kedodoran

Suzuki Swift yang diproduksi di Thailand - dok.Pinterest

Bangkok, Mobilitas – Keterangan Suzuki Motor yang dirilis Kamis (6/6/2024) menyebut penghentian produksi baru akan dilakukan pada akhir tahun 2025.

Sementara, pernyataan resmi Suzuki Motor Thailand yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (10/6/2024) menyebut penghentian produksi mobil di Negeri Gajah Putih itu merupakan langkah strategis untuk lebih fokus ke upaya pabrikan dalam memproduksi mobil listrik (termasuk hybrid). Sedangkan proses produksi mobil elektrifikasi itu dilakukan di luar Thailand.

Seiring dengan penghentian produksi itu, pabrik mobil Suzuki yang berada di Rayong (Tahiland bagian Timur) juga akan ditutup. Pabrik yang telah beroperasi selama 12 tahun itu, kini mempekerjakan 800 orang karyawan.

Meski begitu, Suzuki Motor Thailand tetap akan memasarkan mobil di negara itu. Termasuk mobil elektrfikasi jenis hybrid maupun listrik baterai.

“Kami akan tetap memasarkan mobil termasuk mobil hybrid dan mobil listrik baterai di Thailand berikut layanan purna jualnya,” bunyi keterangan pabrikan berlambang huruf “S” ini.

Mobil Suzuki yang diproduksi di Thailand – dok.Suzuki

Lantas bagaimana sebenarnya kinerja penjualan mobil Suzuki di negara ini? Data Federasi Industri Thailand (FTI) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Senin (10/6/2024) memperlihatkan, tren penjualan mobil Suzuki di Thailand dalam lima tahun terakhir (2018 – 2023) berada di tren merosot.

Fakta berbicara, pada tahun 2018 Suzuki masih menjual sebanyak 26.908 unit, kemudian di tahun 2019 penjualan yang dibukukan pabrikan ini anjlok menjadi 24.584 unit. Ternyata tren kemerosotan penjualan terus terjadi.

Berikut data selengkapnya, penjualan mobil Suzuki di Thailand tahun 2018 – kuartal I 2024:

Tahun 2018 sebanyak 26.908 unit
Tahun 2019 sebanyak 24.584 unit
Tahun 2020 sebanyak 23.876 unit
Tahun 2021 sebanyak 22.313 unit
Tahun 2022 sebanyak 22.354 unit
Tahun 2023 sebanyak 15.000 unit
Januari – Maret 2024 sebanyak 2.580 unit, merosot dibanding Januari – Maret 2023 yang sebanyak 4.465 unit. (Anp/Aa)