Jakarta, Mobilitas – Sampai saat ini perusahaan asuransi yang menawarkan produk perlindungan dari risiko untuk mobil setrum di Tanah Air dengan menggunakan pedoman premi pricing seperti kendaraan konvensional atau bermesin pembakaran internal (ICE).
Padahal, seperti diungkap Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) Hilman Simanjuntak, karakter mobil listrik berikut potensi risiko yang terjadi pada kendaraan listrik berbeda dengan kendaraan ICE.
“Oleh karena itulah, kami saat ini posisisinya menunggu regulasi yang menjadi acuan kami dari regulator (khususnya Otoritas Jasa Jeuangan atau OJK),” kata Hilman saat ditemui di sela Media Gathering Berbuka Puasa Bersama Media di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Kendati begitu, lanjut Hilman, pihaknya tetap melakukan penjualan produk asuransi untuk mobil listrik itu, mengingat tren pertumbuhan penjualan mobil listrik terus meningkat. Terlebih, kebutuhan dan permintaan masyarakat pembeli mobil setrum itu juga ada.
“Karena kita melihat potensi pasar segmen ini (kendaraan listrik) sangat besar. Karena itu, kami juga menawarkan produk asuransi itu mereka. Walaupun untuk besaran premi pricing-nya kami masih mengacu pada mobil konvensional. Dan kami juga terus mempelajarinya,” kata Hilman.
Salah satu yang dipelajari Zurich Syariah terkait dengan produk asuransi untuk mobil listrik ini adalah coverage area perlindungan yang diberikan, berikut beragam risiko yang ada. Karena sekitar 40 persen – 60 persen dari struktur harga mobil listrik adalah baterai, maka bagian ini menjadi fokus yang dipelajari.
Pernyataan senada diungkap Chief Sales and Distribution Officer Zurich Syariah Auralusia Rimadiana. Bahkan Rima menyebut sampai saat ini pihaknya telah berhasil menjual produk asuransi untuk kendaraan listrik ini.
“Jumlahnya saat ini masih sedikit ya,” kata dia.
Sekadar informasi, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (2/4/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 lalu, sebanyak 17.0581 mobil listrik baterai (BEV) terjual di Indonesia. Sedangkan di tahun 2024 ini, pada Januari – Februari sebanyak 3.506 unit, meroket 403,73 persen dibanding periode sama di tahun lalu. (Aa)