Jakarta, Mobilitas – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku produsen mobil merek Toyota di Tanah Air menyebut ekspor perdana mobil Toyota terjadi pada tahun 1987.
Dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas, di Jakarta, Rabu (18/10/2023), TMMIN menyebut kini total jumlah mobil yang diekspor mencapai 2.520.754 unit. Dan sejak 1987 hingga 2023 ini, tujuan ekspor mencapai hampir 100 negara di berbagai wilayah dan kawasan dunia.
Model pertama yang diekspor Toyota Indonesia adalah Toyota Kijang generasi ketiga, dengan tujuan Brunei Darussalam dan beberapa negara di kawasan Asia Pasifik.
“Selang beberapa tahun kemudian kinerja ekspor terus berkembang dengan menambah beberapa lini model. Hingga, di tahun 2017, pencapaian ekspor kendaraan Toyota Indonesia sudah mencapai 200.000 unit, yang merupakan volume tertinggi sejak lima tahun terakhir,” bunyi keterangan TMMIN itu.
Selain mengekspor mobil dalam wujud utuh (CBU), Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen, serta alat pendukung produksi (dies & jigs). Selain itu, sejak tahun 2019 kendaraan konversi seperti cash carrier, well-cab, dan patrol car juga diekspor oleh Toyota Indonesia.
Bahkan sejak tahun 2022, Toyota menjadi pabrikan pertama di Indonesia yang membuka keran ekspor ke Australia dan turut menandai pencapaian dua juta unit kinerja ekspor Toyota Indonesia. Pada tahun itu pula, TMMIN berhasil memproduksi Kijang Innova Generasi 7 Zenix dengan varian ICE dan Hybrid Electric Vehicle (HEV).
Mobil ini diklaim menggunakan baterai yang dirakit secara lokal. Sebagai ekspor produk otomotif berteknologi tinggi, Kijang Innova Zenix memperoleh respon positif dari konsumen global dan berhasil diekspor hingga ke Kawasan Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Latin. Kemudian di tahun 2023 Toyota Indonesia kembali meluncurkan Yaris Cross sebagai kendaraan HEV kedua yang diproduksi TMMIN di Karawang.
“Mengikuti jejak Kijang Innova Zenix, kehadiran Yaris Cross juga memperoleh respons positif karena dapat menjawab kebutuhan warga global untuk berkontribusi terhadap bumi yang lebih hijau dengan utilisasi kendaraan ramah lingkungan,” tutur Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam.
Bob menegaskan, di tengah kondisi ketidakpastian kondisi ekonomi global, terbukti kinerja ekspor industri otomotif menjadi salah satu pilar kuat yang dapat menopang performa neraca dagang positif bagi Indonesia.
“Industri otomotif nasional adalah industri kompetitif yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja dan menyumbangkan hingga 4 persen dari total GDP (Gross Domestic Product, yakni nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam periode tertentu, guna menjadi acuan penghitungan pendapatan suatu negara),” imbuh Bob. (Swe/Aa)