Jakarta, Mobilitas – Meski sejumlah lembaga keuangan dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2024 melemah akibat fragmentasi geoekonomi dan gangguan keamanan akibat pertikaian geopolitik, ternyata tidak semua pabrikan mobil mewah mengalamimuramnya penjualan.
Terlebih, jika kinerja penjualan dilihat di pasar utama mereka, ternyata masih ada rapor positif penjualan yang mereka bukukan. Salah satu pabrikan itu adalah Ferrrari SpA.
Data internal pabrikan yang disampaikan sumber internal yang dilansir Notizie Economiche Nazionali Italiane (Nani) dan disitat Mobilitas di Jakarta, Selasa (7/1/2025) menunjukkan sepanjang Januari – November 2024, mobil Ferrari yang terjual di empat negara pasar utama tersebut meningkat signifikan.
“Di empat negara pasar utama yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Italia, Ferrari membukukan total penjualan sebanyak 6.811 unit. Jumlah ini meningkat 12 persen dibanding total penjualan yang dibukukan pabrikan pada periode sama di tahun 2023,” papar sang sumber.
Sementara data Asosiasi Industri Otomotif Italia (ANFIA) dan Asosiasi Produsen Mobil Italia (UNREA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (7/1/2025) memperlihatkan selama periode Januari – November 2024, jumlah mobil Ferrari yang terjual di negerinya sendiri (Italia) sebanyak 736 unit. Jumlah ini menanjak 19,3 persen dibanding periode sama di tahun 2023.
Tetapi, fakta berbicara, ternyata kinerja penjualan Ferrari tersendat di kuartal ketiga (Juli – September) 2024, meski di saat yang sama laba laba yang dibukukan masih meningkat. Laporan ItalPassion belum lama ini menyebut pada triwulan ketiga 2024 itu, jumlah mobil Ferrari yang terjual hanya 3.383 unit, menyusut 2,21 persen dibanding kuartal III 2023.
Namun, di kuartal ketiga itu pula, pabrikan berlambang kuda jingkrak tersebut mencatat peningkatan pendapatan sebesar 6,5 persen dengan total nilai 1,644 miliar euro. Sehingga, laba sebelum dipotong bunga dana pajak (EBIT) yang dikantonginya mencapai 467 juta euro, melonjak 28,4 persen dibanding laba (EBIT) di periode sama pada tahun 2023.
“Karena Ferrari melihat pasar yang menurun langsung beralih haluan dengan strategi menjual mobil-mobil eksklusif berteknologi tinggi dengan harga yang lebih mahal. Sehingga pendapatan dan kaba yang diraup masih meningkat,” tulis laman itu. (Din/Aa)