Pedia

Tahun 2024 Sebanyak 6,33 Juta Motor Terjual di RI, Hampir 90,4 Persen Jenis Skutik

×

Tahun 2024 Sebanyak 6,33 Juta Motor Terjual di RI, Hampir 90,4 Persen Jenis Skutik

Share this article
Sepeda motor Yamaha - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Total jumlah sepeda motor yang terjual selama tahun 2024 tersebut naik 1,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (13/1/2025) menunjukkan sebanyak 6.333.310 sepeda motor laku terjual di Tanah Air. Sementara, pada tahun 2023, total jumlah sepeda motor yang terlego sebanyak 6.236.992.

Fakta data berbicara, dari total jumlah sepeda motor ynag terjual selama tahun 2024 itu, sekitar 90,39 persen atau 5.724.678 unit merupakan sepeda motor jenis skuter matik (skutik). Kemudian 5,4 persen atau sebnayak 341.998 unit merupkan jenis sepeda motor bebek (underbone), dan 4,21 persen atau sebanyak 266.632 unit merupkan jenis motor sport.

Menariknya, meski secr prosentase dn volume penjualan sepeda motor bebek mupun sport semkin mengecil, namun diyakini msih tetap eksis. “Meskipun secra volume kecil, tetapi peminat sepeda motor bebek maupun sport tetap ada. Artinya demand masih ada, dan kedua jenis sepeda motor itu tidak punah,” ujar Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Menurut Sigit permintaan kedua jenis sepeda motor tersebut masih ada karena ornag membutuhkannya disebabkan kondisi lintasan atu medan jalan di sekitarnya yang jauh lebih cocok jika menggunakan sepeda motor bertransmisi manual.

Ilustrasi, knalpot sepeda motor sport – dok. YouMotorcycle

“Baik itu jenis sepeda motor bebek maupun sport. Dan itu tidak hanya di daerah-daerah dengan lintasan yang tidak mulus, tetapi juga di daerah yang jalannya bagus pun juga ada orang yang merasa lebih pas kalau naik motor bebek atau sport, ” ujar Sigit.

Faktor kedua, karena minat yang tinggi atau karena hobi. Sebab ternyata tidk sedikit orang ynag merasa memiliki sensasi tersendiri jika berkendara menggunakan sepeda motor bertransimisi manual bik bebek maupun sport.

Sementara, soal tipisnya kenaikan penjualan sepeda motor secara total, Sigit menyebut faktor daya beli masyrakat dalam beberapa waktu di tahun 2024 tertekan. Naiknya harga pangan pokok yang sempat terjadi, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi penyebabnya.

“Kalau di tahun ini, tantangan yang kami khawatirkan adalah berlakunya opsen (pertambahan pajak berdasar prosentase tertentu untuk pajak kendaraan bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) di daerah-daerah. Apalagi, di awal tahun ini harga eceran rokok juga naik kan, ini cukup berpengaruh,” tandas Sigit. (Anp/Aa)