Jakarta, Mobilitas – Nissan Motor (termasuk kongsi dengan Dongfeng Motor) di Republik Rakyat Cina saat ini masih tercatat sebagai pabrikan terbesar ke-14 berdasar volume penjualan.
Namun, pada tahun 2024 ini, di periode Januari – Agustus, merek asal Jepang itu membukukan amblesnya penjualan di negara berpenduduk terbanyak di dunia tersebut. Merosotnya penjualan itu terjadi pada penjualanmobil dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Kamis (19/9/2024) menunjukkan di delapan bulan pertama 2024 itu, Nissan mencatatkan penjualan angka wholesales sebanyak 377.774 unit. Jumlah ini ambles 7,2 persen dibanding periode sama di tahun lalu.
Sementara, di saat yang sama, penjualan ritel yang dicetak merek ini sebanyak 368.402 unit. Jumlah ini ambles 42,2 persen dibanding total angka penjualan ritel yang diseroknya pada delapan bulan pertama 2023.
Tetapi, amblesnya penjualan mobil Nissan ini tak hanya terjadi di Cina saja, tetapi juga di Indonesia. Baik wholesales maupun penjualan ritel di Republik Indonesia juga merosot tajam.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Kamis (19/9/2024) memperlihatkan di Januari – Agustus tahun ini mobil Nissan yang dijajakan PT Nissan Motor Distributor Indonesia (Indomobol Group) itu mengantongi angka wholesales 718 unit. Jumlah ini ambrol 42,2 persen dibanding periode sama 2023.
Sedangkan angka penjualan ritel yang berhasil didulangnya pada kurun waktu itu, 771 unit. Jumlah ini ambrol 43,6 persen dibanding total penjualan ritel selama Januari – Agustus 2023. (Jrr/Aa)