Jakarta, Mobilitas – Penjualan Daihatsu Rocky di Jepang sepanjang bulan Oktober maupun kumulatif dari Januari hingga Oktober 2023, anjlok dibanding tahun lalu.
Data Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (15/11/2023) menunjukkan, sepanjang bulan Oktober saja, Daihatsu Rocky hanya terjual sebanyak 1.203 unit. Jumlah itu ambrol 46,2 persen dibanding total penjualan yang diraupnya pada bulan yang sama di 2022.
Sementara selama sepuluh bulan pertama atau pada periode Januari – Oktober, SUV kompak ini mengoleksi angka penjualan sebanyak 13.682 unit. Jumlah penjualan kumultaif ini anjlok hingga 17,7 persen dibanding total penjualan yang dikantonginya pada periode sama di tahun 2022.
Namun, merananya penjualan tak hanya dialami Daihatsu Rocky di kampung halamannya sendiri, Jepang. Sebab, di Indonesia pun penjualan SUV kembaran Toyota Raize itu juga jeblok.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dinukil Mobilitas di Jakarta, Rabu (15/11/2023) memperlihatkan, di kurun waktu Januari – Oktober tahun ini, Daihatsu Rocky terjual ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 5.483 unit. Jumlah ini berkurang hingga 3.102 unit dibanding total penjualan ritel yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2022.
Ihwal terus melorotnya penjualan Daihatsu Rocky di Jepang itu, analis industri di Bursa Saham Tokyo (TSE) Akihiro Takahashi menyebut, tren itu disebabkan dampak kasus manipulasi data hasil uji tabrak samping yang dilakukan Daihatsu beberapa waktu lalu. Kasus itu terkuak pada April 2023 dimana Daihatsu Motor yang memproduksi Daihatsu Rocky dan Toyota Raize terbukti memberikan data hasil uji tabrak yang tidak sesuai fakta dalam sesi uji tabrak UN-R135.
Daihatsu memberikan data hasil uji tabrak pintu sisi penumpang untuk informasi hasil tabrak sisi samping pengemudi.Akibatnya, 22.329 Daihatsu Rocky hybrid dan 56.111 Toyota Raize hybrid di Jepang harus ditarik (di-recall).
“Faktor kepercayaan konsumen akibat peristiwa itu masih membekas di masyarakat Jepang. Sedangkan pabrikan juga melihatkan kenyataan tersebut,” kata Akihiro. (Din/Aa)
