Ternyata Ini Penyebab Bus Sering Mengalami Rem Blong

Ilustrasi, supir bus - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Kasus kecelakaan bus dalam beberapa bulan terakhir marak terjadi di Indonesia, dan faktor penyebab terbanyak dari kasus itu adalah bus mengalami rem blong.

Sementara soal penyebab rem bus yang tidak berfungsi alias blong ketika dioperasikan atau digunakan, banyak versi pendapat. Di sisi, banyak pihak yang menyebut hal itu dikarenakan perilaku atau cara pengemudi yang salah dalam melakukan pengereman.

Di sisi lain, banyak pihak yang mengatakan kualitas komponen rem yang tidak bagus, sehingga daya cengkeramnya tidak mampu menahan bobot bus plus beban yang diangkut ketika dilakukan pengereman.

“Soal kualitas atau teknologi tentunya pabrikan telah mengukur seberapa besar daya komponen rem yang digunakan pada bus buatannya. Sehingga, jika benar-benar menggunakan komponen yang sesuai rekomendasi pabrikan, tentu tidak akan ada masalah,” ungkap Ketua Bidang Angkutan Orang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kurnia Lesani Adnan, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Namun, pria yang juga Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) itu mengatakan, sebagus apapun kualitas komponen pengereman itu, jika cara penggunaannya tak tepat maka tidak akan berfungsi secara optimal. Cara penggunaan yang tidak tepat inilah, yang disebut Lesani, kerap terjadi di Indonesia.

Bus Pariwista Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di turunan desa Palasari, Subang, Jawa Barat, Sabtu 11 Mei 2024 – dok.Antaranews.com

Sebab, kata Lesani, banyak pengemudi bus yang melakukan pengereman hanya mengandalkan perangkat pengereman saja. Apalagi, mereka sering melakukan pengereman.

“Akibatnya, komponen rem itu mengalami panas yang berlebih, sehingga ketika benar-benar digunakan di saat kondisi darurat, rem itu tidak berfungsi. Inilah yang disebut brake fading, komponen rem mengalami disfungsi karena bahan komponen itu mengalami kondisi yang tidak normal akibat digunakan secara terus menerus dan memanas,” jelas dia.

Untuk menghindarti terjadinya fenomena brake fading itu, pengemudi harus terampil melakukan pengereman dengan cara lain. Dengan engine brake misalnya, yakni dengan cara menurunkan posisi gigi transmisi ke tingkat yang lebih rendah.

“Atau bisa juga menggunakan rem tangan atau hand brake. Ya, tentunya untuk penggunaan alternatif pengereman ini situasional, tergantung kondisi yang tengah dihadapi,” kata Lesani. (Yop/Aa)

 

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id