Jakarta, Mobilitas – Di rentang 2018 – 2022 penjualan mobil ini memang sempat meningkat namun super tipis.
Rekam jejak digital menunjukkan, Toyota C-HR (Compact High Rider) pertama kali menjejakkan kaki di Indonesia pada 10 April 2018 dengan mengusung mesin bensin 18.8 liter 2ZR-FBE Dual VVT-i. Mobil ini diimpor secara utuh dari Thailand.
Selang setahun kemudian, atau tepatnya 22 April 2019. Kala itu, Toyota Motor melalui PT Toyota Astra Motor mengusung tagline “Against Stereotype” untuk mengartikulasikan brand sekaligus jatidiri Toyota C-HR ini.
Hanya, ternyata kinerja penjualannya tercatat terus merosot sejak 2019 hingga akhir 2022 kemarin. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (22/3/2023) menunjukkan di tahun 2018 mobil ini terjual ke diler (wholesales) sebanyak 441 unit.
Pada tahun berikutnya, naik super tipis yakni hanya bertambah 1 unit, menjadi 442 unit. Tetapi, di 2020, kinerja penjualan Toyota C-HR ini melempem, volumenya jeblos menjadi 177 unit saja pada tahun itu.
Seperti di 2019, penjualan mobil ini kembali sedikit meningkat, meski sangat tipis yaitu bertambah 3 unit menjadi 180 unit. Namun, di 2022 kembali ambrol, karena hanya sanggup mengoleksi angka penjualan sebanyak 109 unit.
Pada 2023 ini, di Januari Toyota C-HR terkirim ke diler cuma 1 unit. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding Januari 2022 yang sebanyak 7 unit, dan jauh lebih rendah ketimbang Januari 2021 yang masih 12 unit.
Angka penjualan di bulan pertama 2023 tersebut juga jauh lebih rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya. Karena di Desember 2022 masih laku sebanyak 12 unit, November 27 unit, Oktober 11 unit, dan September 11 unit. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id