Jakarta, Mobilitas – Berkendara atau mengemudi mobil dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang minimal alias irit adalah keinginan dari setiap pengemudi, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap berbagai lini ekonomi sekarang ini. Tujuan ini bisa dicapai oleh siapa saja melalui cara mengemudi yang benar dan tepat.
Menurut Instruktur Eco Driving Java Adventures, Pujiatmoko, cara mengemudi dan kondsi mobil merupakan kunci utama untuk mendapatkan tingkat efisiensi atau keiritan konsumsi bahan bakar selama berkendara. Tetapi, kata dia, yang perlu dipahami adalah, bahwa tingkat keiritan ini sesuai dengan ketentuan dari produsen pembuat mobil.
“Misalnya, mobil yang oleh pabrikan dirancang memiliki konsumsi bahan bakarnya 1: 10 km, dengan cara berkendara yang normal, tidak berarti bisa menjadi 1:30 km dengan cara berkendara yang irit bahan bakar. Paling tidak mencapai tingkat itu atau lebih misalnya jadi 1:12 km atau lebih sedikit,” papar dia saat dihubungi Mobilitas dari Jakarta, Selasa (3/7/2021).
Untuk mencapai tingkat seperti itu, perlu diperhatikan kaidah berkendara yang tepat seperti berikut:
Pertama, pastikan tingkat tekanan angin ban mobil sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Sebab, jika tekanan angin kurang, menjadikan ban seperti berat untuk digerakputarkan di kala mesin mobil dibejek dan mobil diajak melaju.
“Ban akan seperti diseret dan berat, karena penampang atau telapak ban yang tekanan anginnya kurang itu melebar. Sehingga titik tumpuan ban yang menempel di permukaan jalan juga banyak atau lebar, sehingga laju mobil berat. Dan ketika pedal gas diinjak maka asupan bahan bakar ke mesin juga lebih banyak alias lebih boros,” kata Puji.
Kedua, menjaga tingkat putaran mesin (RPM) dan laju kecepatan konstan. Dengan menjaga tingkat RPM yang berada di rentang 2.000 RPM secara konstan dan laju kecepatan mobil 60 – 80 km/jam akan membantu asupan bahan bakar ke mesin juga terjaga volumenya.
Ketiga, hindari sering mengerem secara mendadak dan kembali injak pedal gas. Sebab, ketika mobil direm maka semburan bahan bakar ke ruang mesin yang sebelumnya dalam volume konstan menurun drastis.
Sementara, ketika pedal gas diinjak, injektor bahan bahan (mobil model sekarang sebagain besar menggunakan injekstor) seolah ditekan dalam-dalam sehingga menyemburkan bahan bakar ke ruang bakar mesin dalam jumlah besar. Ujung-ujungnya konsumsi bahan bakar pun berlebih.
“Untuk mengerem, sebaiknya laku dengan engine brake. Caranya, untuk mobil transmisi manual, lakukan peepindahan posisi gigi ke tingkat lebih rendah secara bertahap. Dan ini akan lebih efektif, oleh karena itu dibanding mobil transmisi otomatis, mobil transmisi manual kan lebih irit BBM,” jelas Puji.
Keempat, lakukan perencanaan perjalanan dengan melihat pute untuk menentukan rute yang terdekat. Dengan melintasi rute yang lebih dekat, tentu konsumsi bahan bakar mobil juga lebih hemat. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id