Bisnis

Volkswagen Berniat Tutup Satu Pabrik Lagi di Cina, Ini Penyebabnya

×

Volkswagen Berniat Tutup Satu Pabrik Lagi di Cina, Ini Penyebabnya

Share this article
Ilustrasi, VW di Cina - dok.Asia Times via Twitter Screengrab

Beijing, Mobilitas – Volkswagen AG (VW) yang di Republik Rakyat Cina (Cina) berkongsi dengan SAIC Motor Corporation itu dikabarkan bakal menutup satu pabriknya di Nanjing, Jiangsu, itu paling cepat pada tahun 2025 nanti.

Kabar itu terungkap dari laporan Bloomberg News yang mengutip sumber di kongsi dua pabrikan mobil kondang tersebut, pada Rabu (1/9/20240 kemarin. Laporan media itu yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (20/9/2024), menyebut penutupan pabrik itu dikarenakan semakin merosotnya permintaan mobil bermesin pembakaran internal (ICE).

“Pabrik VW di Nanjing yang berkapasitas produksi 360.000 unit kendaraan per tahun itu, selama ini memproduksi mobil konvensional (bermesin pembakaran internal) VW Passat dan skoda. Penutupan pabrik itu, merupakan salah satu cara untuk merespon dinamika pasar (Cina yang notabene merupakan pasar mobil VW terbesar) yang kini terus bertransisi menuju kendaraan elektrifikasi,” tulis Bloomberg mengutip sejumlah sumber terpercaya di pabrikan kongsi VW – SAIC itu.

Sebelumnya, pada tahun 2022 lalu, VW bersama mita lokalnya di Negeri Tirai Bambu itu telah menutup pabriknya di Ningbo. Langkah itu dilakukan dengan alasan demi mengurangi jumlah produksi, agar biaya operasi pabrikan lebih efisien.

Ilustrasi, produksi mobil VW di Cina – dok.Volkswagen Newsroom

Sementara, laporan laman Electrive yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (20/9/2024) menyebut, laba operasi VW yang berkongsi dengan pabrikan lokal Cina yakni FAW dan SAIC Motor terus tergerus. Pada tahun 2018 misalnya, laba operasi yang mereka raup masih mencapai 4,6 miliar Euro.

“Tetapi di semester pertama 2024 ini laba operasi yang mereka kantongi hanya kurang dari 1 miliar Euro. Bahkan hanya sepertitiga lebih sedikit dari laba operasi mereka di tahun 2023,” tulis media itu.

Susutnmya laba operasi itu dikarenakan pendapatan dari penjualan produk yang terus merosot, dan kemerosotan itu terjadi karena semakin sepinya permintaan kendaraan bermesin konvensional alias mesin pembakaran internal. Maklum, kini penjualan mobil elektrifikasi (terdiri dari mobil listrik baterai atau BEV, hybrid, dan plug-in hybrid) di Cina terus melesat.

Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dinukil Mobilitas di Jakarta, Jumat (20/9/2024) menunjukkan selama Januari – Agustus 2024, sebanyak 7,04 juta mobil elektrifikasi terlego di Cina, naik 30,9 persen dibanding delapan bulan pertama 2023. Jumlah penjualan itu setara 37,5 persen dari total jumlah mobil (konvensional dan elektrifikasi) pada periode teesebut. (Tan/Aa)