Jakarta, Mobilitas – Saat ini nama pabrikan Build Your Dream (BYD) Company Ltd menjadi buah bibir di kalangan investor pemburu cuan dunia. Maklum, pabrikan yang berdiri sejak Februari 1995 bermula dari pabrik kecil pembuat baterai, kemudian tumbuh menjadi produsen baterai ponsel terbesar dan kini menjadi pabrikan mobil listrik yang disegani dunia.
Bahkan, menurut laporan BloombergNEF yang dirilis belum lama ini, hingga April tahun 2022 ini, BYD menempati urutan pertama di pasar mobil elektrifikasi (hybrid dan listrik murni) atau yang bisa disebut New Energy Vehicle (NEV). BYD merebut 15,4 persen pangsa pasar di segmen kendaraan itu.
Sedangkan di Republik Rakyat Cina (Cina) atau kampung halamannya sendiri, pabrikan yang mendirikan BYD Auto pada tahun 2002 itu (yakni saat mengakuisisi Tsinchuan Automobile Co Ltd) itu bercokol di urutan pertama dalam penjualan. Dia mencengkeram pangsa pasar sebesar 27,8 persen.
Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas, Senin (20/6/2022) memperlihatkan sepanjang Mei tahun ini BYD melego NEV sebanyak 113.768 unit. Jumlah ini naik dibanding penjualan yang dibukukan selama April, yang sebanyak 106.000 unit.
Namun, keberhasilan BYD seperti sekarang tak lepas dari kecerdasan, kejelian, dan kerja keras pendirinya, Wang Chuanfu. Pria yang lahir di Anhui, Wuhan, 8 April tahun 1966, ini dikenal sebagai salah satu pioner pembuatan mobil listrik di Cina.
Wang adalah anak sepasang petani miskin di Anhui. Ayahnya sejak awal menginginkan dia menempuh pendidikan hingga setinggi-tingginya agar tak bernasib seperti dirinya. Terlebih, sejak duduk di bangku sekolah dasar telah memperlihatkan kecerdasan yang sangat luar biasa terutama dalam pelajaran berhitung.
Hanya sayang, sang ayah meninggal dunia ketika Wang baru berusia 13 tahun. Dia merasa sedih dengan kepergian sanag ayah menghadap Sang Khalik, karena baginya sang ayah bukan saja sosok orang tua yang baik namun juga teman yang menyenangkan, meski terkadang ayahnya mendidiknya dengan keras dan penuh disiplin.
Hati Wang semakin perih ketika dua tahun kemudian (atau saat usianya menginjak 15 tahun), ibunya juga meninggal dunia. Wang pun hidup sebagai seorang yatim piatu tanpa ada harta wairisan, maklum kedua orang tuanya hanyalah seorang petani yang menggarap lahan milik negara.
Diasuh kakak dan ipar
Karena tidak ada sanak saudara yang bersedia menampungnya, Wang akhirnya diasuh oleh kakak laki-lakinya bersama kakak iparnya. Beruntung sang kakak bersama istrinya masih ingat betul keinginan sang ayah mereka, agar Wang bersekolah setinggi-tingginya.
Sang kakak bekerja keras untuk mendapatkan uang. Maklum, dia bekerja serabutan, meski pekerjaan utamanya sebagai seorang petani. “Aku harus mewujudkan cita-cita dan keinginan ayah, engkau harus mencapai tingkat sekolah yang setinggi-tingginya. Tak usah mengkhawatirkan kami, asalkan engkau sekolah seperti harapannya (ayah),” ujar sang kakak kepada Wang.
Bahkan, ketika Wang hendak masuk perguruan perguruan tinggi, sang kakak menjual mahar atau mas kawin kepada istrinya demi membiayainya. Dengan bercucuran air mata Wang menyatakan tak akan melupakan budi baik kakak dan istrinya itu.
Singkat cerita, Wang pun diterima di Central South University (CSU) yang berada di Provinsi Hunan. Dia belajar sangat tekun dan bersungguh-sungguh sesuai pesan sang kakak, hingga akhirnya meraih gelar sarjana dengan predikat sangat memuaskan.
Karena kecerdasan dan nilai ujian yang bagus, Wang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Beijing Non-Ferrous Research Institute. Dia lulus pada tahun 1990 dengan nilai terbaik dan bergabung lembaga penelitian pemerintah sebagai peneliti.
Dari baterai hingga mobil
Pada tahun 1995, Wang mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, lalu pada bulan Febnruari tahun itu juga dia mendirikan perusahaan pembuat baterai listrik bernama Build Your Dream (BYD).
Sesuai dengan namanya, pabrikan ini memproduksi baterai karena bermimpi ingin menjadi yang terbesar di pasar baterai yang kala itu masih diimpor dari Jepang. Padahal, Cina merupakan negara dengan wilayah terluas dan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Namun, dalam perkembangannya, tak hanya baterai listrik maupun baterai ponsel saja yang dibuatnya, tetapi juga produk lain. Pada tahun 2002, BYD dipercaya memproduksi handset telepon seluler merek kondang Nokia dan Motorola.
Tahun berikutnya, BYD membeli sebuah perusahaan mobil yang kurang berkembang – yakni Tsinchuan Automobile Co Ltd – dan kemudian mengganti namanya menjadi BYD Auto Company. Perusahaan yang berkantor di Shenzen inilah yang kemudian memproduksi mobil, bus listrik, fork lift, hingga truk.
Wang berpikir, skala produksi dan jangkauan produk harus menembus pasar global dengan varian yang menjadi andalan di masa depan. Tak terkecuali mobil ramah lingkungan berteknologi elektrfikasi, seperti hybrid dan listrik murni (BEV).
Lantaran itulah, pada tahun 2007, BYD memulai debutnya di Bursa Efek Hong Kong. Sontak strategi Wang ini memantik perhatian dunia, tak terkecuali investor legendaris asal Amerika Serikat, Warren Buffet.
Setahun kemudian, atau di tahun 2008, Buffet ingin membeli saham mayoritas BYD dari Wang. Namun Wang tak mengabulkan pinangan itu dengan alasan, jika dia tak menjadi pemegang saham mayoritas maka kreatifitas dan semangatnya akan kendur.
Walhasil, Buffet hanya diizinkan mengambil 10 persen saham BYD dengan nilai – kala itu – US$ 230 juta. Sejak saat itulah, Wang menjadi salah satu orang terkaya di Cina.
Pundi-pundi fulusnya terus berkembang dan menjadikan nilai kekayaannya semakin melambung. Majalah ekonomi kondang, Forbes, menyebut pada tahun 2021 lalu, nilai kekayaan Wang telah mencapai US$ 23,4 miliar, melonjak ddari US$ 5,6 miliar pada tahun 2007.
Bahkan di tahun 2022 ini – hingga akhir April – total kekayaan Wang telah mencapai US$ 26,7 miliar. Di tengah popularitas dan bergelimang kekayaan, Wang Chuanfu tidak melupakan budi baik sang kakak dan istrinya. (Aa/Berbagai sumber).